Berita Buleleng

SENIMAN Muda Tampil Apik di Panggung Budaya HUT Kota Singaraja, Tonjolkan Ciri Khas Buleleng

Dari Gong Kebyar Anak-anak hingga tari-tarian khas Buleleng, para generasi penerus tampil percaya diri menunjukkan kebolehan mereka di hadapan publik.

ISTIMEWA
GELAR BUDAYA - penampilan seniman muda dalam malam apresiasi seni hari kedua, Minggu (6/4). Acara ini merupakan rangkaian HUT Kota Singaraja ke-421. 

TRIBUN-BALI.COM - Perayaan HUT ke-421 Kota Singaraja tak sekadar menjadi ajang selebrasi, namun juga wadah bagi regenerasi pelaku seni tradisi.

Buktinya pada malam kedua perayaan yang berlangsung Minggu (6/4) di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Bung Karno, seniman muda turut tampil menghibur warga Buleleng yang hadir. 

Panggung malam itu didominasi oleh penampilan seniman muda yang menyuguhkan kolaborasi apik antara seni tradisional dan hiburan modern.

Dari Gong Kebyar Anak-anak hingga tari-tarian khas Buleleng, para generasi penerus tampil percaya diri menunjukkan kebolehan mereka di hadapan publik.

Baca juga: UPAYA Cegah Ulah Pati di Jembatan Bangkung, Pemasangan Railing Dikoordinasikan Badung & Provinsi

Baca juga: SAKIT Hati Dipecat Pemilik! Efendy Nekat Membakar Vila Devalya dengan Molotov di Pecatu

Ketua Yayasan Seni Wahyu Semara Shanti, Kadek Angga Wahyu Pradana, menyampaikan bahwa partisipasi anak-anak dalam pentas budaya ini merupakan bagian dari pembinaan berkelanjutan.

Dalam acara ini, pihaknya menampilkan dua materi seni. Di antaranya Tabuh Kreasi yang berjudul Tabuh Kreasi Samirata dan tarian tradisional Nelayan yang berasal dari Buleleng.

Kadek Angga menjelaskan bahwa pemilihan Tarian Nelayan sebagai salah satu materi pertunjukan bukan tanpa alasan.

Tarian tersebut merupakan salah satu kekayaan budaya khas Buleleng yang dinilai penting untuk ditampilkan sebagai bentuk pelestarian seni daerah. "Saat rapat kemarin, kami sepakat bahwa harus ada materi yang menonjolkan ciri khas Buleleng," ujarnya.

Kadek Angga menekankan bahwa kegiatan ini juga bertujuan sebagai bentuk pemantapan bagi generasi muda. Ia berharap dua hal melalui kegiatan ini.

Yakni mampu menggali potensi yang sudah dimiliki seniman, serta mendorong generasi muda untuk tidak melupakan kesenian-kesenian warisan leluhur. 

Terkait dukungan dari pemerintah, Kadek Angga menilai bahwa apresiasi terhadap seniman, khususnya di bidang seni tradisi, mulai meningkat.

"Menurut saya, tahun ini apresiasi sudah mulai terlihat. Pemerintah sudah memberi ruang dan kesempatan bagi seniman untuk tampil, mengisi event, dan menunjukkan eksistensi seni tradisi," tambahnya.

Ia juga menyampaikan bahwa masyarakat Buleleng sangat merindukan pertunjukan seni semacam ini. Kegiatan seperti ini memberi dampak luar biasa, bukan hanya bagi seniman, tetapi juga bagi masyarakat luas yang sudah lama menantikan hadirnya pertunjukan seni tradisional.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Sanggar Seni Santhi Budaya, Gusti Eka Prasetya, yang mendorong agar kegiatan seperti ini tidak hanya digelar saat momen tertentu.

Menurutnya, Buleleng memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga eksistensi Gong Kebyar sebagai warisan budaya yang lahir dari daerah tersebut. "Gong Kebyar adalah identitas kita. Anak-anak harus terus diberi ruang untuk tampil," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved