Berita Buleleng

TEPAT di Titik Kakak Beradik di Buleleng Tewas, Putu Suardana Jadi Korban Kecelakaan Tabrak Lari

TEPAT di Titik Kakak Beradik di Buleleng Tewas, Putu Suardana Jadi Korban Kecelakaan Tabrak Lari

istimewa
Tabrak lari - Suardana saat dilarikan ke RSUD Buleleng. Pria paruh baya itu mengalami tabrak lari saat berjalan di ruas jalan Singaraja - Denpasar pada Senin (28/4/2025) dini hari. 

“Pada peristiwa itu, pengendara sepeda motor honda beat membonceng anak usia 8 tahun atas nama Komang Karna Angga Wijaya," imbuhnya. 

Mengenai peristiwa yang terjadi, AKP Bachtiar menjelaskan berawal dari pengendara sepeda motor yang datang dari arah selatan (Kota Singaraja) menuju arah Utara (Denpasar), melewati ruas jalan Singaraja - Denpasar.

Pada saat berkendara, sepeda motor itu beriringan dengan kendaraan roda empat yang tidak diketahui identitasnya.

“Keduanya sama-sama datang dari arah utara ke selatan. Di mana sepeda motor Honda beat berada di belakang kendaraan roda empat,” jelasnya. 

Tiba di lokasi kejadian, Gede Krisna yang mengemudikan sepeda motor, bermaksud menyalip kendaraan roda empat dari samping kanan.

Namun disaat bersamaan, datang bus MERCEDES-BENZ dari arah selatan menuju Utara, yang mengangkut rombongan study tour.

Melihat ada bus datang dari arah berlawanan, pengendara sepeda motor yang hendak menyalip sontak mengerem secara mendadak.

Nahasnya kondisi ini menyebabkan Komang Angga jatuh dari kursi penumpang ke sebelah kanan jalan, hingga tertabrak bus.  

“Akibatnya anak berusia 8 tahun itu meninggal dunia. Sedangkan Gede Krisna dirawat di RSUD Buleleng,” ujarnya.

Berdasarkan informasi terbaru yang diterima Tribun Bali, Gede Krisna yang sebelumnya menjalani perawatan di RSUD Buleleng, akhirnya dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis.

“Informasi yang kami terima, pengendara meninggal dunia pada pukul 22.00 wita,”  ucap Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Darma Diatmika.

Di sisi lain, kabar duka meninggalnya Gede Krisna Ari Putra dan Komang Karna Angga Wijaya, meninggalkan duka mendalam tak hanya bagi keluarga namun juga masyarakat.

Tak sedikit masyarakat yang menyisihkan pendapatannya untuk membantu prosesi pemakaman dari keluarga. Terlebih diketahui jika keluarga yang ditinggalkan termasuk kurang mampu. 

Salah satu yang menggalang donasi yakni relawan Buleleng, Ary Ulangun. Ia membuka donasi bagi siapapun yang ingin membantu melalui Yayasan Sepuluh Ribu Mimpi.

Ary Ulangun saat dikonfirmasi Minggu (27/4) mengungkapkan, donasi ini dibuka atas permintaan dari pihak keluarga. Mengingat keluarga kedua almarhum tergolong kurang mampu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved