Pencurian di Gianyar

Di Gianyar Terjadi 4 Pencurian Gamelan dalam Beberapa Hari, Terbanyak di Sukawati

Pencurian gamelan di Kabupaten Gianyar, Bali rupanya sudah terjadi sebanyak empat kali sejak beberapa hari lalu.

Istimewa
GAMELAN - Kondisi gamelan di Banjar Peninjoan, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali pasca dicuri. 

Di Gianyar Terjadi 4 Pencurian Gamelan dalam Beberapa Hari, Terbanyak di Sukawati

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pencurian gamelan di Kabupaten Gianyar, Bali rupanya sudah terjadi sebanyak empat kali sejak beberapa hari lalu.

Kasus terbanyak di wilayah hukum Polsek Sukawati, yakni terjadi di tiga lokasi.

Sementara satu lokasi di Kecamatan Ubud. 

Baca juga: Pemkot Denpasar Siapkan 2 Set Baleganjur untuk Iringi Ogoh-ogoh Tanpa Gamelan Pengiring di Bali

Berdasarkan data Polsek Sukawati, Jumat 2 Mei 2025, kasus pencurian di wilayah tersebut, dua kali terjadi di Desa Batuan, yakni di Banjar Penida dan Peninjoan, dan sekali terjadi di Desa Singapadu.

"Kasus pertama di Banjar Penida dan kedua di Singapadu. Saat ini kami masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut," ujar singkat Humas Polsek Sukawati, Kadek Ersi.

Sementara di Kecamatan Ubud, pencurian gamelan terjadi di Banjar Kelingkung, Desa Lodtunduh.

Baca juga: Seniman Gamelan Dari Francis Mebarung Dengan Sekaa Gong Pinda Bali

Seperti pencurian di tempat lain, pelaku juga hanya mengambil don atau daun gamelan. 

Kondisi tersebut relatif ironi, lantaran belakangan ini aparat kepolisian dari tingkat Polsek dan Polres di Kabupaten Gianyar rutin menggelar patroli malam.

Diduga pelaku pencurian telah mempelajari situasi, yakni kawasan penyimpanan gamelan kerap luput dari pantauan masyarakat maupun aparat.

Baca juga: Dadong Padit Hilang Sudah 3 Hari, Anjing Pelacak dan Gamelan Diturunkan Bantu Proses Pencarian

Melihat dari peranti yang hilang, diduga pelaku paham terhadap gamelan.

Sebab diketahui bahwa don gamelan selain mudah untuk dibawa, peranti tersebut pun memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sebab terbuat dari perunggu, atau campuran timah dan tembaga, yang saat ini harganya semakin mahal. 

Bahkan don gamelan ini tetap memiliki nilai ekonomi tinggi tanpa harus dijual bersama pelawah atau badan gamelan.

Menjual don gamelan pun relatif mudah. Sebab di Bali terdapat banyak perajin gamelan.

Kepala Desa Batuan, Ari Anggara mengatakan, pasca adanya kasus pencurian tersebut di wilayahnya, pihaknya telah berkoordinasi dengan krama banjar.

Saat ini, yang bisa dilakukan adalah meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan, serta melaporkan kasus kehilangan tersebut ke pihak berwajib. 

"Kami sudah koordinasikan ke banjar-banjar, untuk tindak pengamanan lebih lanjutnya sebagai langkah antisipasi," ujar Ari. (*)

 

Berita lainnya di Pencurian Gamelan
 
 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved