Berita Buleleng
Pemuda Asal Buleleng Kembangkan Wine Non Alkohol hingga Tembus Pasar Internasional
Melimpahnya produksi anggur hitam di Buleleng, sayangnya belum dimanfaatkan dengan maksimal.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Pemuda Asal Buleleng Kembangkan Wine Non Alkohol hingga Tembus Pasar Internasional
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Melimpahnya produksi anggur hitam di Buleleng, sayangnya belum dimanfaatkan dengan maksimal.
Tak jarang anggur petani terbuang percuma akibat tidak terserap di pasar.
Kondisi ini memicu I Putu Pandu Setiawan untuk berinovasi membuat produk berbahan anggur, agar memiliki nilai jual lebih.
Baca juga: Hadir di Bali, Seminyak Wine Carnival 2023 by VIN+
Sampai akhirnya ia berhasil mengembangkan produk wine.
Uniknya, wine inovasi alumni Kimia Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) tahun 2017 ini, tanpa kandungan alkohol.
Sehingga bisa dinikmati oleh semua kalangan. Produk ini ia beri nama Bulde, atau singkatan dari Buleleng De Alcoholic.
Pandu mengatakan, produk ini lahir dari keprihatinannya saat menjalankan program pengabdian masyarakat di wilayah Desa/Kecamatan Banjar.
Baca juga: VIRAL di Media Sosial, Produk Wine Berlabel Halal: Begini Fakta serta Tanggapan MUI & BPJPH Kemenag
Ia melihat banyak anggur petani yang terbuang sia-sia lantaran tidak terserap pasar.
"Anggur yang digunakan adalah varietas Alfonso Lavalle, varietas lokal yang manis, kaya antioksidan, dan mudah dibudidayakan. Sayangnya selama ini hanya dijual gelondongan, bahkan hanya Rp5 ribu per kilo di tingkat petani," ujar Pandu, Selasa (6/5/2025)
Harga rendah ini membuat petani kesulitan balik modal, bahkan berisiko menyebabkan alih fungsi lahan.
Melalui Bulde, Pandu ingin mengangkat komunitas lokal dan meningkatkan nilai jual anggur Buleleng.
Baca juga: Mahasiswa di Buleleng Buat Bisnis Wine Stroberi, Modal Rp 25 Juta, Kini Raup Omset Rp 10 Juta/Bulan
Apalagi produksi anggur varietas ini sangat melimpah di Buleleng. Utamanya di Kecamatan Banjar, Seririt, dan Gerokgak.
"Produksi anggur di Buleleng mencapai 200 ribu ton per tahun, dengan luas lahan sekitar 500 hektare. Sayangnya selama ini kebanyakan diserap perusahaan-perusahaan, yang dimiliki warga luar Buleleng," ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, Bulde dikembangkan melalui riset mendalam. Ia juga menggunakan metode pervaporasi untuk memisahkan kandungan alkohol hingga 99 persen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.