Rabies di Bali
Nyawa IGAFW Tak Tertolong, Seorang Anak Meninggal di RSU Negara Bali, Diduga Suspect Rabies
Seorang anak berusia 8 tahun berinisial IGAFW meninggal dunia di RSU Negara, Kabupaten Jembrana, Senin (12/5/2025) malam.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
“Korban mengalami ensefalitis dengan hydrophobia dengan dugaan suspect rabies,” tandasnya.
Baca juga: Stok Vaksin Anti Rabies di Denpasar Bali 3.814 Vial, Ribuan Orang Telah Menggunakannya Sejak Januari
Terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Gusti Ngurah Sumber Wijaya mengakui prihatin atas kejadian tersebut.
Pihaknya telah menindaklanjuti dengan melakukan penelusuran kasus gigitan tersebut.
“Kami segera tindaklanjuti dengan menelusuri ke lokasi dan jika memungkinkan bakal mengambil sampel otak dari anjing tersebut kemudian diuji di BBVet di Denpasar untuk mengetahui hasil pastinya,” kata Ngurah Sumber.
Ia juga menyebutkan bakal melakukan vaksinasi emergency di sekitar lokasi kejadian sebagai antisipasi penyebaran.
Dengan kejadian ini, kata dia, seluruh masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap berbagai kemungkinan terburuk.
Soal rabies, meskipun itu anjing peliharaan agar selalu dipantau dan diberikan vaksin rabies untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan terjadi.
“Penyebaran virus rabies bisa diantisipasi sejak dini. Pelaporan kasus dan vaksinasi menjadi salah satu langkahnya. Jika tidak ditangani, rabies sangat berbahaya,” tegasnya.
Kepergian IGAFW meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga. Sebab, selama ini ia dikenal anak yang ceria dan akrab dengan teman sebayanya di lingkungan tempat tinggalnya.
Bahkan para tetangga di lingkungan tempat tinggalnya begitu terkejut mendengar kabar duka tersebut.
Sementara itu, pihak keluarga membantah bahwa IGAFW meninggal karena suspect rabies.
Mengingat diagnosa awal radang tenggorokan karena sebelumnya sering minum minuman manis.
Hal ini membuat anak tersebut tidak mau makan karena kesulitan menelan.
“Bukan, bukan rabies. Kalau benar seperti itu (suspect rabies), anjingnya yang sebenarnya duluan mati. Biasanya seminggu setelah menggigit sudah mati anjing tersebut. Tapi, ini sampai sebulan lebih masih hidup,” kata ayah IGAFW.
Dia menuturkan, anjing yang menggigit tersebut beraktivitas seperti biasa dalam waktu sebulan. Bahkan, setiap pekannya anjing tersebut juga dimandikan.
“Di sini, vaksinasi (pada HPR) rutin sekali,” tandasnya. (*)
Berita lainnya di Rabies di Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.