Rabies di Bali
Dua Orang Warga Jembrana Meninggal Suspek Rabies, Gigitan HPR ke Manusia Sudah Hampir 2000 Kasus
Kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) di Jembrana sudah mencapai 1.906 kasus. Adalah kasus selama periode Januari-April 2025.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
"Jumlah kasus gigitan tergantung dari penanganan HPR. Jadi kunci kasus pada manusia tergantung hewannya," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gede Ambara Putra saat dikonfirmasi, Minggu 18 Mei 2025 sembari menyebutkan sesuai catatan sementara sudah ada dua orang yang meninggal dunia diduga suspek rabies.
Dia menegaskan, ketika penanganan HPR di lapangan dengan maksimal, praktis kasus gigitan pada manusia juga akan menurun.
Sehingga ini harus dikerjakan bersama-sama, baik dari Bidang Keswan-Kesmavet di Dinas Pertanian dan Pangan hingga masyarakat.
Apalagi saat ini kasus gigitan cenderung naik dari tahun sebelumnya. Sementara kasus rabies selama empat bulan terakhir sudah mendekati jumlah keseluruhan kasus selama setahun di 2024.
"Tercatat ada peningkatan jika dibandingkan tahun lalu periode yang sama. Ini menjadi warning kita bersama terutama soal penanganan HPR. Ketika HPR aman, praktis pada manusia juga aman," sebutnya.
Berkaca dengan adanya kasus suspek rabies karena tak sempat dirujuk ke fasilitas kesehatan, dia menegaskan kembali ketika ada masyarakat yang digigit anjing atau HPR lain agar segera melakukan langkah-langkah penanganan.
Di awal, masyarakat yang diserang HPR bisa mencuci luka dengan sabun di air mengalir minimal 10-15 menit lamanya.
Kemudian, jika mengetahui bahwa HPR yang menyerang menunjukkan gejala rabies bahkan mati usai menyerang harus segera datang ke faskes terdekat untuk mendapat layanan VAR.
"Intinya jangan panik dan bawa ke faskes terdekat. Lakukan langkah penanganan awal dan dilarikan ke faskes terdekat agar mendapat penanganan sesuai SOP yang berlaku dari petugas kesehatan," tegasnya.
Disinggung mengenai ketersediaan vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR) di Jembrana, Ambara menegaskan stok VAR di Jembrana masih aman.
"Stok VAR dan SAR di Jembrana aman. Kita berharap kasus tidak bertambah dari tahun sebelumnya sehingga (vaksin) cukup," sebutnya.
Dia menegaskan, ketika ada masyarakat yang digigit anjing atau HPR lain agar segera melakukan langkah-langkah penanganan.
Di awal, masyarakat yang diserang HPR bisa mencuci luka dengan sabun di air mengalir minimal 10-15 menit lamanya.
Kemudian, jika mengetahui bahwa HPR yang menyerang menunjukkan gejala rabies bahkan mati usai menyerang harus segera datang ke faskes terdekat untuk mendapat layanan VAR.
"Intinya jangan panik. Lakukan langkah penanganan awal dan dilarikan ke faskes terdekat agar mendapat penanganan sesuai SOP yang berlaku dari petugas kesehatan," tegasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.