Berita Buleleng

Kabel Semrawut di Titik Nol Kota Singaraja Akan Diturunkan, Ditata Jadi Kabel Tanam

Kabel semrawut di titik nol Kota Singaraja akan ditata menjadi kabel tanam atau bawah tanah. Sesuai rencana, penataan ini akan dimulai pada tahun 2025

Istimewa
DESAIN - Contoh desain penataan titik nol Kota Singaraja dengan pintu masuk yang berpindah dari sisi selatan. 

Kabel Semrawut di Titik Nol Kota Singaraja Akan Diturunkan, Ditata Jadi Kabel Tanam

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Kabel semrawut di titik nol Kota Singaraja akan ditata menjadi kabel tanam atau bawah tanah.

Sesuai rencana, penataan ini akan dimulai pada tahun 2026. 

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng, Putu Adiptha Eka Putra.

Baca juga: Undiksha Libatkan 76 Dosen, Temukan 43 Persen Siswa SMP Buleleng Kesulitan Membaca di Level Dasar

Dikatakan dia, Pemerintah Kabupaten Buleleng berencana melakukan penataan wajah kota Singaraja.

Di mana pada tahap awal, penataan menyasar kawasan titik nol kota Singaraja

Salah satu penataan yakni menurunkan kabel semrawut di kawasan tersebut. Seluruh jenis kabel mulai dari kabel PLN, kabel Telkom, maupun kabel Wifi akan diturunkan menjadi kabel tanam. 

Baca juga: Pemkab Buleleng Bali Hidangkan 5.000 Tusuk Sate Untuk Budayakan Makan Ikan

"Semua kabel-kabel kita turunkan. Jadi tidak ada lagi kabel semrawut di atas," katanya, Selasa (3/6/2025). 

Adiptha mengatakan, penataan kabel di titik nol untuk memberi kesan sebagai kota yang bersih, ramah, hijau, terbuka dan enak dipandang.

Walau demikian ia menegaskan penataan kabel semrawut ke depan akan dikembangkan ke titik lainnya secara bertahap. 

Tak hanya merapikan kabel, penataan kawasan titik nol kota Singaraja juga meyasar ruang terbuka hijau (RTH) di rumah jabatan (RJ) Bupati hingga gedung wanita Laksmi Graha. 

Baca juga: SELAMAT JALAN Komang Nanda, Pertemuan Terakhir Kakak Beradik di Pantai Tangguwisia Buleleng

Untuk RTH di RJ Bupati, Adiptha menjelaskan, kawasan tersebut akan diperluas menjadi palemahan kangin.

Sehingga bisa dimanfaatkan untuk aktifitas masyarakat.

"Misalnya untuk diskusi hingga untuk swafoto. Intinya perluasan ini tujuannya untuk menguatkan akses publik di sana," jelas dia. 

Di sisi barat pun ada palemahan kauh. Gedung Laksmi Graha akan direstorasi dengan arsitektur khusus, dengan nuansa ramah bagi seluruh kalangan masyarakat.

Baca juga: Berenang Bersama Adik di Pantai, Komang Nanda Terseret Ombak hingga Ditemukan Mengapung di Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved