Banjir di Bali

Bangunan Ratusan M 2 Kali Banjir,  Saluran Air Kecil Mampet Jadi Pemicu, Sedot Air dengan 2 Mesin

Untuk diketahui, genangan air dan banjir di Pasar Umum Negara terjadi pertama kali saat hujan deras di bulan November 2024 lalu.

Istimewa/BPBD Jembrana
KURAS AIR - Petugas saat menangani peristiwa banjir di Pasar Umum Negara, Jembrana, Sabtu (14/6) sore. Penyebab banjir diduga karena saluran air yang kecil dan ada sumbatan kemudian mampet dan meluber ke los pedagang. 

TRIBUN-BALI.COM - Pedagang di Pasar Umum Negara (PUN), Jembrana, dibuat panik, Sabtu (14/6) sore. Sebab, hujan deras yang mengguyur Jembrana selama beberapa jam kembali menimbulkan banjir dengan ketinggian mata kaki orang dewasa. Penanganan telah dilakukan dengan cara menyedot air dengan mesin

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Jembrana saat ini tengah berkoordinasi dengan pihak rekanan. Mengingat bangunan megah bernilai ratusan miliar yang diresmikan pada tahun 2024 lalu sudah dua kali alami banjir usai hujan deras. Masalahnya ada pada saluran air yang kecil kemudian terjadi penyumbatan hingga mampet.

Para pedagang pun berharap agar pemerintah lebih serius menangani permasalahan ini. Sebab, pedagang khawatir ketika banjir terjadi pada malam hari barang dagangannya bakal terendam dan alami kerugian yang cukup besar.

Baca juga: TRAGEDI Tajen Maut di Bangli, Mangku Luwes Residivis Pembunuhan, Diduga Sudah Membidik Komang Alam?

Baca juga: BULE Nakal Hingga Alih Fungsi Lahan Jadi Pembahasan Raker Komisi II DPRD Badung!

"Ada dua mesin penyedot air yang kita gunakan kemarin untuk penanganan. Penanganan hampir dua jam," kata Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, Minggu (15/6). 

Dia menyebutkan, hujan deras yang terjadi selama beberapa jam tersebut menyebabkan banjir di sekitar Pasar Umum Negara dengan ketinggian air mencapai mata kaki orang dewasa. Sedikitnya ada 100 los pedagang yang terdampak. Terutama di bagian timur dan selatan. 

Diduga, penyebab banjir kali ini masih sama dengan sebelumnya. Adalah saluran pembuangan air yang berukuran kecil hingga cepat mampet dan airnya meluber ke areal los pedagang. 

"Kami sudah koordinasi dengan Dinas PUPRPKP untuk dicarikan solusi agar tidak terjadi banjir pagi nantinya," jelasnya. (mpa)

Masih dalam Tanggungan Rekanan

Terpisah, Kepala Dinas PUPRPKP Jembrana, I Wayan Sudiarta mengakui hingga saat ini, bangunan Pasar Umum Negara (PUN) masih dalam tanggungan pihak rekanan yakni APG. Pihaknya telah melakukan koordinasi untuk mencari solusi. 

"Masih tanggungan rekanan. Harus kita Carikan solusinya bersama agar tak terulang lagi kedepannya," tegasnya. 

Untuk diketahui, genangan air dan banjir di Pasar Umum Negara terjadi pertama kali saat hujan deras di bulan November 2024 lalu.

Saat itu, Banjir diduga disebabkan oleh saluran pipa pembuangan air yang macet lalu meluber ke lantai pasar yang belum diresmikan saat itu. 

Sementara proyek revitalisasi Pasar Umum Negara sebelumnya disebutkan menelan anggaran senilai Rp143,5 Miliar bersumber APBN tahun 2023-2024.

Pembangunan PUN dimulai dengan peletakan batu pertama di bulan September 2023 dan rampung di bulan Agustus 2024. PUN diresmikan di bulan November 2024 oleh Menteri UMKM, Maman Abdurrahman. (mpa)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved