Kecelakaan di Buleleng

UPDATE - Truk Molen Tewaskan Satu Orang di Buleleng Ternyata Belum Uji KIR

Penyebab tragedi kecelakaan di Banjar Dinas Pasek, Desa/Kecamatan Kubutambahan mulai terungkap.

Istimewa
PEMERIKSAAN - Penguji Dinas Perhubungan (Dishub) Buleleng saat melakukan pemeriksaan teknis terhadap truk molen yang mengalami kecelakaan di Banjar Dinas Pasek, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Hasil pemeriksaan ditemukan truk mengalami masalah rem dan belum uji KIR. 

UPDATE - Truk Molen Tewaskan Satu Orang di Buleleng Ternyata Belum Uji KIR

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Penyebab tragedi kecelakaan di Banjar Dinas Pasek, Desa/Kecamatan Kubutambahan mulai terungkap.

Hasil pemeriksaan teknis Dinas Perhubungan (Dishub) Buleleng, insiden itu dipicu oleh kegagalan fungsi rem pada kendaraan berat tersebut. 

Kepala Dishub Buleleng, Gede Gunawan Adnyana Putra mengungkapkan, proses pemeriksaan teknis dilakukan pada Senin (30/6/2025).

Baca juga: VIDEO 2 Kecelakaan Dalam Sehari di Kubutambahan, Truk Tabrak Truk di Lokasi Kecelakaan Truk Molen

Pemeriksaan teknis melibatkan tiga orang penguji senior, di mana dua orang di antaranya merupakan penguji khusus untuk kendaraan besar seperti truk molen. 

Gunawan menjelaskan, pemeriksaan dilakukan sebagai bagian dari evaluasi awal terhadap kondisi kendaraan.

Termasuk sistem pengereman, kelayakan ban, serta komponen penting lainnya yang berpotensi menjadi penyebab kecelakaan. 

Baca juga: Nyawa Kusmawan Tak Tertolong, Kecelakaan di Buleleng Renggut 2 Korban Jiwa, Satu Korban Baru Menikah

"Pemeriksaan teknis pasca kecelakaan penting dilakukan untuk mendukung proses investigasi, serta mendorong peningkatan disiplin pemilik kendaraan dalam melakukan uji berkala (KIR)," jelasnya, Selasa (1/7/2025). 

Berdasarkan hasilnya, truk molen DK 8138 AT itu mengalami gagal pada fungsi rem.

Menurut Gunawan, sebenarnya situasi ini bisa diatasi dengan menurunkan gigi persneling truk.

Ia juga memperkirakan cara ini sudah dilakukan oleh sopir.

Sayangnya upaya tersebut tidak membuahkan hasil.

Sebab untuk menurunkan gigi persneling, kecepatan kendaraan juga harus dikurangi.

"Karena remnya blong serta kecepatannya tinggi, sopir truk tidak bisa menurunkan persneling gigi, sehingga kendaraan netral."

"Maka dari itu sudah kondisi jalan menurun, rem tidak berfungsi, kondisi gigi persneling juga netral. Sehingga terjadi kecelakaan lalulintas," ungkapnya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved