Kapal Tenggelam di Selat Bali
Kami Tunggu Ajik Sampai Ketemu, Keluarga Korban Kapal Tenggelam Matur Piuning hingga Nunas Baos
Suasana posko pengaduan orang hilang di kantor ASDP Gilimanuk, Kabupaten Jembrana pada Jumat (4/7), tampak lebih sepi.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Hingga beberapa saat kemudian, ia menerima informasi dari rekan kerja Dewa Adnyana, yang mengabarkan peristiwa kapal tenggelam. Mariani lantas mencari informasi tersebut melalui berita online yang beredar di internet.
“Awalnya nggak yakin kalau di kapal itu ada Ajik. Setelah saya cek nama-nama penumpangnya di berita, ternyata ada nama Ajik. Tapi hanya Dewa Gede saja,” ujarnya.
Mariani bersama Silawati kemudian mendatangi kantor ASDP Gilimanuk. Sekitar pukul 08.00 Wita keduanya menempuh perjalanan dari Tonja, Blahbatuh, Gianyar mengendarai sepeda motor.
“Sampai di sini saya cek daftar nama penumpang ditemukan yang ditempel di depan kantor. Saya juga pastikan kepada petugas yang ada di dalam. Ternyata memang benar bahwa itu nama Ajik. Plat nomor kendaraannya pun juga sama,” ungkapnya.
Tak hanya di kantor ASDP, Mariani dan Silawati juga mengunjungi Pantai Pebuahan dengan harapan Dewa Adnyana berada di sana. Terlebih dari informasi yang dia dapatkan, beberapa penumpang ditemukan di pantai itu.
“Setelah ke sana ternyata tidak ada Ajik. Sehingga kami kembali lagi ke posko. Kami nunggu informasi di sini saja. Tapi sampai sekarang belum ada kabar,” katanya.
Mariani dan Silawati mengaku tidak ada firasat apapun. Komunikasi terakhir via telepon dan minta dibangunkan pukul 04.00 wita, agar Dewa Adnyana tidak tidur terlalu lama sehingga terlambat mengirim pakan ke toko.
“Di hari Kamis itu, kami memang ada rencana sembahyang bersama dalam rangka piodalan di pura desa, serta berencana servis sepeda motor,” imbuhnya.
Sementara teman Dewa Adnyana, Gede Tirta (60) mengatakan sejak lima tahun silam bersama bekerja sebagai sopir di toko yang sama. Sebagai sopir, ia tidak memungkiri jika kebanyakan sopir saat di kapal memilih untuk istirahat di dalam mobil. “Mungkin saat itu, Ajik juga sedang istirahat di dalam mobil,” ucap pria asal Banjar Taman, Desa Tuwet, Kecamatan Melaya, Jembrana ini.
Di sisi lain, para keluarga korban menggelar upacara untuk keselamatan penumpang KMP Tunu Pratama Jaya. Seperti halnya, Ni Komang Wiardani (46) yang melaksanakan matur piuning di Pantai Pebuahan Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Jumat (4/7).
Wiardani tampak duduk sembari menatap lautan lepas dari Pantai Pebuahan. Sesekali, ia tampak tak kuasa menahan air matanya ketika mengingat komunikasi terakhir dengan suaminya.
Wiardani adalah istri dari I Komang Surata (55), salah satu korban insiden KMP Tunu Pratama Jaya yang belum ditemukan.
Ia bersama dua keluarga lainnya melakukan upacara matur piuning di Pantai Pebuahan. Harapannya, Surata segera ditemukan dalam kondisi selamat.
Wiardani menuturkan, belum menerima informasi apapun terkait suaminya pada hari kedua proses pencarian dan penanganan insiden KMP Tunu Pratama Jaya ini.
Dirinya menunggu informasi terkait keberadaan suaminya di Pelabuhan Gilimanuk sejak dini hari hingga sore hari. Namun tidak ada informasi yang pasti mengenai Surata. “Belum ada informasi apapun hari ini (hari kedua),” ucapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.