Sampah di Bali
Plastik Bening Sumbang Tumpukan Sampah Hingga 16,2 Persen di Bali, Agung Susruta Komentari
Kebijakan yang melarang produksi dan distribusi air minum, dalam kemasan plastik berukuran di bawah satu liter ini dinilai tidak berdasarkan data
Editor:
Anak Agung Seri Kusniarti
ISTIMEWA
SAMPAH PLASTIK - Agung Susruta menyoroti bahwa yang menjadi masalah utama bukanlah plastik itu sendiri, melainkan perilaku manusia dalam membuang dan memilah sampah.
"Kalau pemimpin hanya mendengar yang membuatnya senang, itu bukan kepemimpinan, tapi egosektoral,” ucapnya tajam.
Dia berpandangan, bahwa kebijakan pelarangan produksi dan distribusi air kemasan di bawah 1 liter ini menunjukkan kegagalan pemerintah dalam mengelola sampah sehingga mengkambing hitamkan botol plastik.
Padahal, sambung dia, solusi yang lebih tepat adalah mengelola, bukan melarang; memberdayakan, bukan menghukum.
“SE ini lebih terlihat sebagai simbolisme politik ketimbang kebijakan berbasis data. Kita ingin Bali bersih, tapi bukan dengan cara mengorbankan ekonomi rakyat kecil dan melemahkan sistem daur ulang yang sudah berjalan,” tutupnya.
Rekomendasi untuk Anda
Berita Terkait: #Sampah di Bali
TPST Kesiman Kertalangu Bali Jadi Pusat Daur Ulang, Pemkot Denpasar Siapkan Rp 6 Miliar untuk Mesin |
![]() |
---|
IMBAU Swasta Hingga Perbankan Bangun Teba Modern, Upaya Pemkot Denpasar Atasi Masalah Sampah |
![]() |
---|
Desa Buahan Gelar Sosialisasi Pengelolaan Sampah "Zero Waste", Dukung Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
UBAH Sampah Jadi Energi Listrik! Badung Denpasar Siapkan Teknologi PISEL, Gianyar Tertibkan Warga! |
![]() |
---|
AQUA Dukung Regulasi AMDK di Bawah 1 Liter di Bali, Hadapi Tantangan Sampah Lewat Ekonomi Sirkular |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.