Sampah di Bali
Koster Tegas Perangi Sampah di Bali: Jangan Lagi Sediakan Tas Kresek di Pasar
Gubernur Bali, I Wayan Koster menggelar pertemuan untuk membahas solusi masalah sampah, yang kian merusak alam Bali, di Wantilan Pura Samuantiga, Desa
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Koster Tegas Perangi Sampah di Bali: Jangan Lagi Sediakan Tas Kresek di Pasar
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Gubernur Bali, I Wayan Koster menggelar pertemuan untuk membahas solusi masalah sampah, yang kian merusak alam Bali, di Wantilan Pura Samuantiga, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Jumat 11 Juli 2025.
Acara yang dihadiri pimpinan daerah dari bupati hingga Bendesa tersebut, melahirkan berbagai solusi untuk menangani sampah.
Sebab Koster menargetkan, dalam dua tahun mendatang, Bali sudah harus terbebas dari masalah sampah.
Baca juga: Fraksi Gerindra DPRD Badung Soroti Pengelolaan Anggaran APBD 2024, Sebut Sampah & Macet Belum Tuntas
Dalam pertemuan tersebut, Koster juga menginstruksikan agar pecalang, linmas berkoordinasi dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk mengawasi persoalan sampah di wilayah masing-masing.
Tak hanya itu, pada 16 Agustus 2025, Bali secara serempak akan mengawali 'kedas-kedas' lingkungan, setelah itu setiap banjar, desa, kelurahan, pemerintahan dan sebagainya di Bali, wajib menggelar kegiatan gotong-royong membersihkan lingkungan, minimal 1 bulan sekali.
Sementara untuk desa, kelurahan dan desa adat yang berhasil menerapkan Perda tentang kebersihan lingkungan, mulai dari menghilangkan kebiasaan penggunaan plastik sekali pakai, memastikan sumber air bersih dari sampah, dan berhasil dalam pengelolaan sampah terpadu, akan mendapatkan reward uang dari Rp 500 juta sampai Rp1 miliar.
Baca juga: BUPATI Buleleng Sutjidra Lebih Setuju Sampah Tiap Desa Dikelola Mandiri, Simak Alasannya!
Dalam skup industri plastik, Koster pun telah menegaskan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, untuk mengumpulkan distributor plastik, khususnya tas kresek untuk membahas hal tersebut.
"Jangan lagi sediakan tas kresek di pasar. Kadis LH saya minta kumpulkan distributor tas kresek yang ada di Bali."
"Kalau air kemasan, di bawah 1 liter sudah tidak ada lagi. Saat ini hanya menghabiskan produk yang ada sampai Desember."
"Mekel, lurah, Bendesa, setiap acara di desa, jangan lagi pakai minuman kemasan di bawah 1 liter. Untuk kegunaan apapun di desa. Gak boleh," ujar Koster.
Baca juga: Plastik Bening Sumbang Tumpukan Sampah Hingga 16,2 Persen di Bali, Agung Susruta Komentari
Koster pun menegaskan, perusahaan yang merusak alam Bali, baik dalam bentuk produksi benda yang dapat merusak lingkungan, dirinya tak segan-segan akan membuat bangkrut.
Namun sebaliknya, bagi perusahaan yang memproduksi produk yang bermanfaat bagi kelestarian lingkungan, dirinya akan membantunya sampai maju.
"Siapa yang merusak alam Bali, saya akan buat bangkrut. Kalau buat alam Bali bagus, saya akan doakan supaya maju," tegasnya.
Dalam mengawasi permasalahan sampah, baik itu penggunaan plastik sekali pakai atau pembuang sampah sembarangan, dirinya meminta agar kades, lurah dan bendesa harus bertindak tegas, memberikan saksi pada warga yang melanggar.
Baca juga: INTIP Cara Banyuwangi Sukses Tangani Masalah Sampah Tanpa Batasi Ekonomi Rakyat, Ini Caranya!
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.