Kapal Tenggelam di Selat Bali
JENAZAH Korban Lainnya Terjebak Dalam Kapal, Polda Jatim Selidiki Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
Operasi pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya resmi ditutup, dan tanggung jawab pencarian kini beralih ke pihak wilayah.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM – Operasi Tim SAR gabungan terhadap korban Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam, Rabu (2/7) telah memasuki hari pencarian ke-13 pada Senin (14/7) kemarin.
Operasi pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya resmi ditutup, dan tanggung jawab pencarian kini beralih ke pihak wilayah.
Pada hari terakhir rilis yang dilakukan tim SAR gabungan, terungkap temuan mengejutkan dari video yang dihasilkan kamera bawah air milik Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Jawa Timur.
“Dari gambaran bawah air, ada kemungkinan korban masih di bawah (terjebak di dalam bangkai kapal),” ujar Direktur Polairud Polda Jatim, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin, pada Senin (14/7).
Baca juga: DAMPAK Jalan Bajera Jebol, Truk Terguling di Jalur Alternatif, Biaya Operasional Bengkak 25 Persen
Baca juga: DEKATI P3K untuk Ngutang, Pegawai Bank di Gianyar Mulai Aktif Tawarkan Kredit!

Arman menjelaskan bahwa video tersebut dihasilkan dari kamera underwater dan ROV yang diterjunkan pada hari ke-12 operasi pencarian, yaitu pada Minggu (13/7) pukul 02.30 WIB. Waktu tersebut dipilih karena arus Selat Bali terdeteksi lebih tenang, sementara pada waktu-waktu lainnya, arus cukup kuat.
Video yang dipaparkan menunjukkan kualitas dan penerangan yang baik, sehingga mampu memperlihatkan komponen kapal serta warna yang kontras di badan kapal meskipun berada di kedalaman sekitar 49 meter.
“Terlihat jelas nama dan warnanya. Video kami berikan kepada Basarnas sebelum akhirnya dirilis,” tambahnya seperti dilansir Kompas.com.
Dari hasil pencarian, posisi bangkai KMP Tunu Pratama Jaya ditemukan dalam kondisi tengkurap, di mana bagian bawah kapal berada di atas atau terbalik dari posisi seharusnya. Lokasi bangkai kapal berada di titik referensi 8, sejauh 3,9 kilometer dari titik awal lokasi kecelakaan kapal (LKK).
Sementara itu, Direktorat kepolisian perairan dan udara (Ditpolairud) Polda Jawa Timur menyelidiki penyebab tragedi KMP Tunu. Proses penyelidikan mengutamakan metode Scientific Crime Investigation (SCI), yaitu penyelidikan berbasis metode ilmiah menggunakan teknologi yang dimiliki.
“Penyelidikan ilmiah dilakukan salah satunya dengan memindai dasar laut untuk memetakan kondisi bangkai KMP Tunu Pratama Jaya terkini,” kata Direktur Polairud Polda Jatim, Kombes Polisi Arman Asmara Syarifuddin, Selasa (15/7).
Di antaranya dengan melakukan pemindaian menggunakan side scan sonar milik Polairud di lokasi objek kapal tenggelam. Bersamaan dengan proses serupa yang dilakukan oleh tim SAR gabungan.
Didukung dengan penggunaan Multibeam Echosounder (MBES) Norbit WBMS X yang disebut Arman memiliki desain ultra-compact dan beresolusi tinggi. “Penerimaan data dengan kinerja yang ditingkatkan serta GNSS/INS (sistem navigasi) terintegrasi opsional,” paparnya.
MBES juga memiliki stabilisasi roll, pitch, dan yaw aktif untuk lingkungan dengan pergerakan kapal yang tinggi serta dikenal sebagai peralatan berukuran kecil dan bobotnya yang ringan. Sehingga mudah dipasang dan dioperasikan di berbagai platform.
Sound Velocity Profiler (SVP) atau alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan suara di dalam air, yang merupakan parameter penting dalam survei hidrografi dan oseanografi di MBES juga terintegrasi.
Dengan peralatan yang mumpuni tersebut, hasil pemindaian Ditpolairud Polda Jatim menunjukkan bahwa kapal tenggelam di kedalaman antara 47 meter hingga 50 meter dari permukaan air laut.
Selain itu, setelah dilakukannya pencitraan sonar, Ditpolairud Polda Jatim juga menurunkan remotely operated vehicle (ROV) yang menangkap data serta gambar-video secara lebih mendetail.
Pada video yang dipaparkan, kualitas dan pencahayaan video yang dihasilkan sangat baik meskipun diambil di kedalaman 49 meter di bawah permukaan laut.
Seluruh data yang dihasilkan, digunakan sebagai penunjang proses penyelidikan yang berlangsung sejak awal kapal tenggalam. Jika bangkai kapal memungkinkan untuk diangkat, data-data penunjang tambahan tersebut akan semakin membantu proses penyelidikan.
“Semua proses penyelidikan menggunakan scientific crime investigation, dengan menggunakan teknologi yang ada," tuturnya.
Selain data-data dari kapal yang tenggelam, polisi juga telah memeriksa 54 saksi terkait kasus tersebut, mayoritas merupakan korban selamat dan kru kapal. “Ditpolairud Polda Jatim berkolaborasi dengan Polresta Banyuwangi untuk pemeriksaan saksi-saksi,” tambahnya.
Namun polisi belum dapat menyimpulkan penyebab tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Karena proses investigasi masih berlangsung untuk mencari penyebab pasti tenggelamnya kapal yang saat kejadian tengah melayani penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk itu.
Untuk diketahui, menurut data manifes, KMP Tunu Pratama Jaya membawa 65 orang, terdiri dari 53 penumpang, 12 kru kapal serta 22 kendaraan.
Dalam operasi hari ke-13, tim unsur SAR gabungan terus dikerahkan secara optimal. Penyisiran oleh Search Rescue Unit (SRU) Darat maupun SRU Laut dilakukan di sekitar wilayah pesisir Ketapang dan Gilimanuk.
Hingga Senin (14/7) jumlah korban yang telah ditemukan oleh tim SAR gabungan adalah 48 orang, dengan rincian 30 orang ditemukan selamat dan 18 orang ditemukan meninggal dunia.
Dari 18 jumlah korban meninggal, 15 jenazah telah diidentifikasi dan diserahterimakan kepada keluarga masing-masing.
Sementara tiga jenazah lainnya masih menjalani proses tes DNA oleh tim Disaster Victim Identification. “Dari 18 orang yang meninggal dunia tersebut masih ada 3 jenazah masih dalam identifikasi oleh tim DVI,” kata Eko Suyatno. (ali/zae)
Operasi Pencarian Dilimpahkan ke Wilayah
Operasi SAR pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7) telah mengalami dua kali perpanjangan masa pencarian. Kini pencarian tersebut resmi dilimpahkan tanggung jawabnya ke wilayah.
Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno mengatakan bahwa terdapat perpanjangan masa pencarian selama tujuh hari ke depan.
“Dalam masa perpanjangan 7 hari ke depan, kita akan bersinergi memberikan penyesuaian unsur operasi SAR,” kata Eko, Senin (14/7).
Nantinya, pada penyesuaian tersebut, unsur-unsur yang terlibat dengan kebutuhan akan disesuaikan di kedua sisi wilayah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Ini juga berguna untuk kepentingan investigasi dan keselamatan pelayaran.
Di sisi lain, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim masih tetap melakukan proses identifikasi di RSUD Blambangan.
Apabila selama perpanjangan 7 hari terakhir tersebut kembali ada korban yang ditemukan, maka akan dibawa ke pos antemortem yang ada di sana. “Kita akan bersinergi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya seperti dilansir kompas.com.
Eko berharap, dengan perpanjangan masa pencarian meski dengan skala yang lebih kecil, hal tersebut dapat memberikan ketenangan kepada keluarga korban yang keluarganya masih belum ditemukan.
Selain itu, perpanjangan operasi diharapkan dapat membuat masyarakat memahami bahwa pemerintah hadir dan mengupayakan operasi pencarian.
Eko Suyatno menginformasikan bahwa kegiatan operasi SAR tetap dilanjutkan selama tujuh hari ke depan dengan kekuatan kewilayahan.
“Operasi SAR dengan kekuatan kewilayahan ini terdiri dari Basarnas Surabaya, Pos SAR Banyuwangi, TNI AL dengan Lanal Banyuwangi, Polres Banyuwangi, BMKG, Tim DVI, dan Tim SAR Gabungan lainnya di Banyuwangi. Seluruh komponen SAR yang terlibat nantinya masih tetap di bawah kendali SMC,” ujar Eko Suyatno pada konferensi pers di Posko ASDP Ketapang, kemarin.
Penemuan lokasi KMP Tunu Pratama Jaya diperkuat dengan hasil tangkapan kamera bawah laut milik Ditpolair Polda Jatim pada Minggu (13/7) sekira pukul 03.33 WIB.
Hasil ini memperjelas temuan bangkai Kapal Tunu Pratama Jaya yang sebelumnya sudah terlihat dari kamera bawah air TNI AL. “Hal inilah yang dijadikan bahan acuan untuk perpanjangan operasi SAR KMP Tunu Pratama Jaya,” imbuh Eko Suyatno.
Pendokumentasian dari Kapal Masalembo dengan menggunakan ROV milik KNKT juga sudah dilakukan, namun upaya ini mengalami kendala. Pada kedalaman 19,2 m ROV mengalami blackout yang disebabkan oleh arus bawah laut yang sangat deras.
Unsur SAR yang melakukan pencarian hari ke-13 ini sudah mulai disituasikan sesuai dengan kebutuhan. Jumlah personel SAR Gabungan yang semula sekitar 1.062 orang, kemarin menjadi 582 orang.
Beberapa alat utama (alut) laut masih akan tetap melakukan penyisiran di perairan selat Bali dan helikopter Polri akan tetap disiagakan nantinya. (zae/ali)
JENAZAH Surata Dinanti Sang Istri & Keluarga, Korban KMP Tunu Ikuti Mulang Pakelem di Selat Bali |
![]() |
---|
JASAD Suaminya Belum Ketemu, Wiardani Tak Tenang, Korban Ikuti Ritual Mulang Pakelem di Selat Bali |
![]() |
---|
3 Sulinggih Muput Ritual Mulang Pakelem di Selat Bali, Pasca Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya! |
![]() |
---|
Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Jauh Dari Kabel Bawah Laut, PLN Jamin Kelistrikan Di Bali Aman |
![]() |
---|
PLN Jamin Kelistrikan di Bali Aman, KNKT Sebut KMP Tunu Bawa Muatan 3Kali Lipat dari Batas Kemampuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.