Laptop Chromebook di Bali
Laptop Chromebook Dinilai Tak Efektif, Layar Blank, Harga Sparepart Mahal, di Klungkung Banyak Rusak
Belasan laptop berbasis Chromebook tersimpan rapi di rak estalase kaca di SD N 1 Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Kamis (17/7).
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Itupun ANBK biasanya dilaksanakan setiap tahun sekali. Serta sesekali untuk kegiatan Olimpiade Sains Nasional.
“Pada ANBK terakhir bulan Februari lalu, kami paksakan pakai Cromebook ini, tapi setengah jalan tiba-tiba layarnya ada yang blank,” ungkap dia.
Dari total 15 laptop berbasis Chromebook yang dimiliki SD 1 Gunaksa, saat ini 9 di antaranya kondisinya sudah rusak. Laptop yang rusak telah ditempeli stiker kertas dan diberikan keterangan rusak.
Pihak sekolah sudah pernah menyampaikan masalah kerusakan laptop Chromebook ini ke Dinas Pendidikan (Disdik) Klungkung, namun disarankan untuk menunggu teknisi dari Jakarta karena perlu teknisis khusus. Atau pihak sekolah diminta mengirim Chromebook tersebut ke Jakarta untuk diperbaiki.
“Kami memilih menunggu arahan dinas, terkait perbaikannya. Jadi efektif penggunaan Chromebook ini hanya 2 tahun,” ungkap dia.
Kondisi laptop berbasis Chromebook rusak juga ditemui di SD N 1 Takmung. Pihak sekolah sudah berupaya memperbaiki dengan membawanya ke teknisi, namun ternyata biaya sparepart-nya cukup mahal. Sehingga pihak sekolah belum mampu memperbaikinya.
Kepala Sekolah SD N 1 Takmung I Nyoman Mudatra mengatakan, pihaknya menerima 15 unit laptop berbasis Chromebook tahun 2020 silam. Laptop tersebut digunakan untuk pembelajaran siswa, ANBK serta kegiatan olimpiade sains nasional.
“Kalau untuk pembelajaran biasanya hanya menggunakan email (akun) milik guru. Karena tidak semua siswa mendapatkan id belajar. Jadi akses (Chromebook) memang terbatas,” ujar Mudatra.
Setelah berjalan 5 tahun, menurutnya ada sekitar 6 laptop berbasis Chromebook yang sudah rusak. Pihak sekolah sudah berupaya memperbaiki, dengan membawanya ke teknisi di Kabupaten Klungkung. Namun dikatakanya biaya sparepart cukup mahal.
“Suku cadangnya ternyata mahal, sampai Rp 2 juta per laptop,” ungkapnya.
Sehingga sampai saat ini kerusakan itu belum diperbaiki. Sebagai gantinya, dioperasikan 5 laptop standar berbasis Windows untuk menunjang kegiatan siswa, terutama untuk Olimpiade Sains Nasional. “Kami sudah antisipasi laptop pengganti di luar Chromebook. Semua kegiatan siswa berjalan normal, tidak ada masalah,” jelas dia.
Sementara itu, di Bali, pengadaan ini tersebar untuk tingkatan Taman Kanak Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Untuk tingkatan TK, di Bali pengadaan Laptop Chromebook ini terbagi untuk tiga wilayah.
Di Denpasar ada tiga sekolah, yakni TK Swa Dharma, TK Tunas Harapan dan TK Sai Prema Kumara. Sementara itu, di Buleleng ada 12 sekolah yang mendapatkan bantuan ini, yakni TK Negeri Desa Banjar Tegeha, TK Pelita Kasih, TK Sahista Kumara, TK Dharma Kumara, TK Negeri Desa Tinga-Tinga, TK Satya Kumara, TK Negeri Desa Wanagiri, TK Ganesa, TK Negeri Pembina Kecamatan Gerokgak, TK Negeri Banjar Tegal, TK Loka Kumara Lokapaksa dan TK Widya Guna Madenan.
Di Jembrana ada 10 sekolah yang menerima bantuan ini, yakni TK Widya Mandala Giri, TK Dharma Karya II, TK Widya Rini, TK Sutha Prayoga, TK Gilimandala, TK Mekar Sari, TK Kumara Bina Graha I, TK Maria Regina Gumbrih, TK Barata Semadhi I dan TK Apti Guna Widya. Dari data di atas, jumlah sekolah PAUD/TK yang mendapat bantuan Laptop Chromebook ini paling banyak didapat di sekolah di Jembrana.
Kapuspenkum Sebut Chromebook Tidak Efektif
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.