Berita Buleleng
Fraksi Gerindra DPRD Buleleng Tolak Rencana Pinjaman Daerah 200 M, Dinilai Belum Ada Pembahasan Luas
Menurut Harja, apabila rencana pinjaman daerah dibahas secara luas dengan hasil yang jelas, pihaknya tentu akan mendukung.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Walau demikian setelah rapat gabungan komisi, Sutjidra menegaskan jika Fraksi Gerindra sudah sepakat.
"Saya juga berusaha setiap ada kegiatan yang melibatkan eksekutif dan legislatif, saya akan berusaha untuk menyampaikan hal-hal yang memang menjadi program prioritas Kabupaten Buleleng. Sehingga tidak terjadi salah persepsi, salah penyampaian dan sebagainya," tandas dia.
Untuk diketahui, dalam rapat sebelumnya Bupati Sutjidra memaparkan pinjaman daerah senilai Rp200 miliar.
Anggaran tersebut nantinya dimanfaatkan untuk penataan RSUD Buleleng, termasuk penyediaan alat kesehatan (alkes).
Menurut Sutjidra, rencana pinjaman daerah ini khusus untuk penataan RSUD Buleleng karena kondisi rumah sakit pemerintah ini sangat crowded.
Salah satunya di ruang tunggu poliklinik, di mana pasien sampai meluber ke luar.
"Kalau kita mau menuju RS pendidikan utama dan menuju RS rujukan regional-nasional memang harus direnovasi. Tetapi kalau seperti sekarang tambal sulam, tidak bagus nanti, tidak efektif," ucapnya, Minggu 27 Juli 2025.
Sutjidra mengatakan, sejatinya sudah ada Detail Engineering Design (DED) ihwal penataan RSUD Buleleng, sejak 2019 dan disempurnakan pada tahun 2021. Sayangnya hingga saat ini belum ada eksekusi.
"Saya melengkapi dan review apa yang sudah disusun dari 2021," kata dia.
Diungkapkan pula, pertimbangan pengajuan pinjaman karena kondisi keuangan pemerintah daerah belum memungkinkan membangun sekaligus.
Rencananya, Pemkab Buleleng akan meminjam senilai Rp200 miliar ke BPD Bali.
Pinjaman ini untuk penataan di poliklinik dan ruang ponex, atau ruang perawatan ibu dan anak yang mengalami kegawatdaruratan.
Dikatakan pula, Rp200 miliar ini tidak hanya untuk kegiatan fisik namun juga pengadaan alat kesehatan. Salah satunya Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Sutjidra mengatakan, banyak masyarakat Buleleng yang memerlukan penunjang kesehatan dengan alat MRI, terpaksa harus ke Denpasar. Kondisi ini tentu tidak efisien. Sebab masyarakat perlu ongkos transport hingga ongkos untuk menginap.
"Ke depan kami ingin masyarakat Buleleng tidak diberatkan lagi dengan hal-hal demikian. Astungkara rancangan pinjaman daerah disetujui, sehingga begitu selesai DED bisa ajukan pinjaman daerah. Saya berharap tahun depan sudah menata rumah sakit," tandasnya. (mer)
Kumpulan Artikel Buleleng
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.