Berita Klungkung

Gas Elpiji 3 Kg "Hilang" di Klungkung, Warga Terpaksa Kembali Masak Pakai Kayu Bakar

Gas Elpiji 3 Kg "Hilang" di Klungkung, Warga Terpaksa Kembali Masak Pakai Kayu Bakar

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Beberapa warung (pengecer) kehabisan stok gas elpiji bersubsidi, Senin (4/8/2025) pagi. Kelimpungan Beli Gas Elpiji 3 Kg di Klungkung Bali, Beberapa Warga Terpaksa Masak Pakai Kayu Bakar 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Beberapa warga di Kabupaten Klungkung mengaku kelimpungan untuk mendapatkan gas elpiji 3 Kilogram, Senin (4/8/2025) pagi.

Kelangkaan gas elpiji bersubsidi ini sudah terjadi beberapa hari belakangan.

Seperti yang diungkapkan seorang warga di Desa Paksebali, Komang Astika (50). Ia mengaku sampai berkeliling ke warung-warung hingga ke Kota Semarapura. Namun semua warung kehabisan stok gas elpiji 3 kilogram.

Baca juga: MADE EDI Tutup Usia dengan Tragis di Mendoyo Jembrana, Kecelakaan Terjadi Begitu Cepat

"Saya sudah keliling ke warung-warung, sampai ke Kota Klungkung (Semarapura). Tapi semua kosong, ," ujarnya, Kamis

Astika mengaku pulang dengan tabung kosong. Mau tidak mau, ia harus mencari kayu bakar dan kembali memasak dengan tungku.

"Mau bagaimana lagi, kam tetap harus masak. Sekarang pakai kayu bakar dulu," ujarnya.

Baca juga: DIBAYAR Rp 2 Juta per Minggu Bikin Selebgram Buleleng ini Gelap Mata, Berakhir Penjara 10 Bulan

Hal serupa diungkapkan warga lainnya, Made Suyasa. Menurutnya ia sulit mendapatkan gas elpiji sejak seminggu lalu. 

"Memang ada sebenarnya (gas elpiji subsidi), namun agak sulit carinya. Tidak seperti sebelum-sebelumnya. Mungkin pasokannya di kurangai, saya kurang tau juga," ungkapnya.


Bahkan Senin (4/8/2025), ia sampai tidak berjualan bakso karena tidak mendapatkan gas.


"Hari ini saya tidak jualan, karena tidak mendapatkan gas," ungkapnya.


Hal berbeda disampaikan seorang pemilik pangkalan gas elpiji di Klungkung. Disebutkan pasokan gas elpiji di pangkalannya masih normal. 


"Alokasi tiap pangkalan masih normal. Coba cek lagi berhubung banyak sekarang musim mekarya, menikah, dan lain-lain. Mungkin itu salah satu penyebab (gas langka)," jelasnya.


Kegiatan upacara yadnya seperti mekarya atau menikah bisa juga menyebabkan kelangkaan gas elpiji. Karena saat ada banyak kegiatan upacara biasanya kebutuhan gas meningkat, warga banyak borong gas elpiji untuk upacara, sementara pasokan dari agen ke pangkalan jumlahnya terbatas.


"Kalau pangkalan rata-rata dapat gas bersubsidi 50 sampai 170 tabung per hari," ungkap dia. (mit)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved