Bisnis

Elpiji 3 Kg Langka di Denpasar, Warga Keluhkan Harga di Warung Tembus Rp 27 Ribu

Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali, I Putu Armaya meminta ada pengawasan dan penindakan oleh pihak terkait.

ISTIMEWA
OPERASI PASAR – Wabup Klungkung Tjokorda Surya bersama masyarakat saat operasi pasar di Desa Mandungan, Klungkung, Rabu (6/8).  

Ia pun meminta agar masyarakat menimbang elpiji 3 kg yang dibeli. Jika kurang pihaknya meminta untuk melaporkannya, karena hal itu merupakan bentuk pelanggaran dan bisa dipidana penjara 5 tahun dan denda Rp 2 miliar sesuai Undang-undang Konsumen. 

Operasi Pasar

Seorang lansia asal Desa Mandungan, Klungkung Nengah Mider langsung tersenyum, setelah membeli elpiji 3 kg di depan Pura Puseh Bale Agung.

Sudah berhari-hari ia kesulitan mendapatkan gas bersubsidi. Sampai akhirnya, Rabu (6/8) Pemkab Klungkung bekerjasama dengan agen gas menggelar operasi pasar di beberapa lokasi.

Mider tidak mau melewatkan kesempatan itu. Dengan sepeda motornya, ia bergegas menurunkan dua tabung elpiji 3 kg yang selama 3 hari ia nantikan. Dengan langkah pelan, ia berusaha mengangkat 2 tabung gas kosong.

“Sudah tiga hari tidak dapat gas, keliling di sini dengan motor saya, tetap tidak dapat gas, tadi dapat informasi dari tetangga katanya ada jual gas murah depan pura puseh, makanya saya ke sini,” ujar Mider.

Mider saat itu cukup menunjukan KTP dan akhirnya membawa pulang elpiji 3 kg dengan harga Rp 18 ribu per tabung. Harga ini tentu lebih murah dari harga pengecer (warung) yang berkisar Rp 22 ribu. “Kami  berharap agar kembali (normal) lagi, gas bisa dibeli di warung,” harapnya.

Dalam operasi pasar yang digelar Pemkab Klungkung itu, dihadiri langsung Wakil Bupati (Wabup) Klungkung, Tjokorda Surya.

Tjok Surya mengatakan, kegiatan ini menjawab kondisi saat ini di Klungkung yang mengalami kelangkaan gas 3 kg terutama di warung-warung yang imbasnya langsung ke masyrakat.

“Kami dapat laporan sudah cukup lama (gas langka), sehingga pemerintah wajib bertindak agar tidak terjadi penyalahgunaan dilapangan. Contohnya penimbunan oleh oknum pedagang dan kemudian menjual mahal dari standar harga yang sudah ditetapkan,” ujar Tjok Surya.

Menurutnya operasi pasar ini langsung menggandeng pihak agen sehingga harga bisa didapatkan lebih murah, yakni Rp 18 ribu per tabung. 

Kepala Disperindagkop Klungkung, Wayan Ardiasa mengatakan kelangkaan disebabkan adanya distribusi yang macet dari agen ke pangkalan yang biasanya mendistribusikannya ke warung-warung.

Setelah di Desa Manduang, operasi pasar akan digelar di Desa Dawan Kelod dan Desa Akah. “Kami menggelar operasi pasar bekerjasama dengan agen langsung ke sejumlah tempat di Klungkung, agar kondisi bisa stabil dulu,” ungkapnya. (sup/mit)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved