Seniman Bali
Lianggono Hadirkan Karya Seni Wang Sinawang, Keterampilan Tangan Manusia Tak Dapat Diganti Mesin
Lanskap suara berlapis dan narasi visual mencerminkan kesabaran dan presisi yang menjadi inti dari tradisi pembuatan whisky The Balvenie.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Seniman multidisipliner Indonesia, Lianggono digandeng The Balvenie menghadirkan The Makers Project di pusat kreatif Bali Festival Park, Padang Galak, Denpasar, Kamis (14/8) hingga Minggu (18/8).
Kolaborasi seni ini menghadirkan Wang Sinawang sebuah instalasi penuh makna yang terinspirasi dari Five Rare Crafts The Balvenie, di antaranya Home Grown Barley dan Malting Floor.
"Kolaborasi ini membuka perspektif baru akan pembuatan whisky terbaik yang direpresentasikan melalui kreativitas dan craftsmanship dari industri seni dan desain di Indonesia," kata Lianggono dijumpai di sela kegiatan, pada Jumat (15/8).
Baca juga: TANGKAP Kucit, Kadis dan Dirut BUMD Ikut Berebut, Lomba Unik Pemkab Gianyar Menyambut HUT ke-80 RI
Baca juga: LUKA BAKAR Simpen & Yasa, Gudang Garmen di Denpasar Ludes Dilahap Si Jago Merah
Instalasi seni ini diaplikasikan untuk menghasilkan distillery minuman ternama berkelas dunia memiliki waktu, ketelitian, dan tangan-tangan terampil menghadirkan karakter dalam setiap tetesnya.
“Wang Sinawang merupakan sebuah istilah Jawa yang bercerita akan keindahan waktu berproses," ujarnya.
Lianggono mengajak untuk menunggu tanpa terburu, melihat, merasakan, dan mengapresiasi. Menurutnya, keindahan tidak hanya terletak pada apa yang diciptakan.
"Tetapi juga pada bagaimana sesuatu itu dibuat dibentuk oleh proses, oleh waktu, dan oleh keterampilan tangan manusia yang tidak dapat tergantikan oleh mesin," ucap dia
“Seperti whisky, seperti ingatan, beberapa hal terbentuk bukan karena kecepatan, tetapi karena kehadiran. Justru dengan menunggu, kita belajar untuk benar-benar melihat," imbuh dia.
Di instalasi ini, pengunjung diajak untuk melambat sejenak dan meresapi lingkungan imersif yang dipenuhi tekstur alami, ritme suara, dan visual berlapis. Setiap elemen menggemakan ritme berulang yang tenang, ketekunan, dan keterampilan yang membentuk setiap langkah dalam pembuatan sebuah minuman.
Eksplorasi sensori yang memadukan keterampilan, budaya, dan koneksi di Bali Festival Park ini terbuka untuk umum pada tanggal 14–18 Agustus, pukul 12.00 Wita hingga 22.00 Wita.
Berpusat pada instalasi Wang Sinawang karya Studio Lianggono, pengalaman ini membawa pengunjung masuk ke dalam ruang meditatif yang dibentuk oleh tekstur alami.
Lanskap suara berlapis dan narasi visual mencerminkan kesabaran dan presisi yang menjadi inti dari tradisi pembuatan whisky The Balvenie.
South East Asia Regional Malts Brand Ambassador dari William Grant & Sons, Jyri Pylkkanen, mengatakan kolaborasi dengan Lianggono dari Studio Lianggono adalah contoh sempurna nilai-nilai dalam karyanya.
“Kami terus mencari kesempatan untuk berkolaborasi dengan individu yang memiliki semangat yang sama dalam menciptakan hal-hal luar biasa," ucap dia. (ian)
| Lukisan Go Green Tapuparwa Dipamerkan di Event Internasional BGAAD - ISI Bali |
|
|---|
| Heartbeat Rhythm oleh Ni Way, Pameran Seni yang Merayakan Detak Kehidupan, Emosi, dan Jiwa Manusia |
|
|---|
| KISAH Andika, Ingin Foto Gadis Bermata Biru Malah Dapat Objek Indah Lainnya, Pamerkan Puluhan Karya |
|
|---|
| Seniman Bali Ketut Putrayasa Tampilkan 14 Karya di Singapura, Angkat Satwa Langka |
|
|---|
| GARAP Air Terjun Buatan Sepanjang 60 M, Seniman Bali Ketut Putrayasa Kembali Hadirkan Karya Ikonik |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.