Kasus DBD di Badung, Bali Meningkat, Komisi IV Tanyakan Program Jumantik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD.

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Badung, Bali pada tahun 2019 ini menjadi sorotan Komisi IV DPRD setempat.

Bahkan komisi IV yang membidangi tentang kesehatan itu akan memanggil jajaran Dinas Kesehatan.

Pemanggilan yang dilakukan, lantaran kenaikan kasus DBD di Badung dinilai janggal karena pemerintah telah menelorkan program untuk petugas juru pemantau jentik (Jumantik) nyamuk.

Sehingga dewan setempat mengaku ingin tahu bagaimana program jumantik tersebut.

Hal itu dikatakan ketua Komisi IV DPRD Badung, Made Sumerta saat ditanya mengenai kasus DBD di Badung, Kamis (19/12/2019).

“Kami akan melakukan pemanggilan, dan akan melakukan rapat kerja secepatnya dengan pihak Dinas Kesehatan terkait persoalan ini,”ujarnya.

Sumerta yang juga merupakan bendesa adat Pecatu, Kuta Selatan Badung itu mengaku belum mengetahui jumlah kasus DBD di Gumi Keris.

Dewan Minta Pemkab Klungkung Lebih Bernyali, Blacklist Rekanan Penggarap Proyek Berkinerja Buruk

Suporter Bali United Kritik Sistem Penjualan Tiket, Sudah Tahu Akan Ramai Kenapa Dijual di Kafe

Bahkan pihaknya juga mengaku belum mengetahui laporan peningkatan kasus DBD di Badung.

"Kami baru tahu dari media hal ini. Kami berharap para jumatik lebih maksimal lagi melakukan tindakan pencegahan," terangnya

Namun, Politisi PDI Perjuangan ini menyadari, peningkatan kasus tersebut terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi.

Ia pun mengatakan tidak bisa menyalahkan satu pihak saja.

"Mungkin ada faktor karena virus atau hal lainnya. Tapi sebenarnya kami sudah melihat ada jumantik yang sudah bekerja maksimal," jelasnya.

Meski, dilihat ada program jumantik, namun pihaknya mengaku akan tetap menelusuri kenapa kasus DBD tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu.

Kapolda Bali Membuka Kapolda Bali Cup Wushu Championship 2019, Kejuaraan Diikuti 359 Atlet Wushu

Gubernur Bali Buka Konferensi PWI Bali, Koster Dukung Program PWI Terutama di UKW dan Pelatihan

" Meski belum statusnya Kejadian Luar Biasa (KLB), tapi kami juga akan melakukan rapat kerja dengan Dinas Kesehatan pada 26 Desember mendatang untuk mengetahui lebih dalam lagi di mana masalahnya," akunya.

Pihaknya juga sangat menyayangkan kejadian tersebut. Pasalnya menyangkut kesehatan masyarakat di Badung.

"Ini perlu kita lakukan konsultasi atau pembahasan, agar tau apa penyebab dan solusinya," ujarnya lagi.

Sebelumnya Data dari Dinas Kesehatan Badung grafik Kasus DBD di Badung dari Januari hingga 9 Desember 2019 terjadi 971 kasus.

Dengan rincian pada bulan Januari terjadi 94 kasus DBD, bulan Februari ada 116 kasus, Maret ada 90 kasus, bulan April 128 kasus, Mei ada 207 kasus, Juni ada 129 kasus, Juli ada 79 kasus, Agustus ada 31 kasus, September ada 26 kasus, Oktober 19 kasus, November ada 44 kasus, per tanggal 9 Desember ada 8 kasus.

Namun dari semua kasus tersebut ada dua orang yang meninggal dunia.

Pertama warga asal Jumpayah Mengwitani yang meninggal dunia pada tanggal 15 Januari 2019 di RSD Mangusada.

Kedua, bocah yang tinggal di jalan Pratama , Bualu Indah, Benoa meninggal pada tanggal 23 Januari 2019 di RSUP Sanglah.

Penjualan Telah Ditutup, Komentar Sejumlah Suporter yang Masih Menunggu Tiket Bali United

Jalani Pelimpahan Tahap II, Nata Wisnata Tak Didampingi Anggota Keluarga

Selain itu pada tahun Data DBD tahun 2017 ada 941 kasus dan satu orang meninggal dunia.

Namun Kasus DBD tahun 2018 menurun drastis yakni hanya terjadi 326 kasus DBD dan satu orang meninggal dunia.

Di sisi lain, Kepala Dinkes Badung dr I Gede Putra Suteja, mengaku pentingnya melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mengantisipasi dan mencegah berkembangbiaknya jentik nyamuk aedes aegypti yang dapat menyebabkan DBD.

Pihaknya juga mengaku telah memprogramkan gerakan serentak (gertak) untuk PSN tersebut.

Untuk mengantisipasi hal itu, Dinas kesehatan pun melakukan fogging Ultra Low Volume (ULV) dan fogging fokus.

Fogging ULV dilaksanakan sebelum masa penularan (SMP) dengan menggunakan mesin besar di atas mobil dan jangkauan penyemprotan hanya jalan-jalan besar.

Gelar Acara Perpisahan, Kapolres Gianyar: Saya titip Bali yang indah ini

Sementara, untuk kegiatan fogging fokus dilaksanakan setiap ada kasus DBD.

"Fogging yang akan digalakkaan ini dilakukan oleh lima regu, yakni regu fogging Puskesmas Kuta Selatan, Puskesmas Kuta I, Puskesmas Kuta II, Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kuta Utara," katanya.

Termasuk juga menggerekkan jumantik yang turun ke rumah-rumah warga untuk memberikan penyuluhan terkait bahaya DBD dan pencegahannya. (*)

Berita Terkini