TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Bangli berencana membuat perpustakaan berbasis elektronik atau dikenal dengan e-library.
Upaya ini disebut-sebut sebagai salah satu solusi atas sepinya kunjungan ke perpustakaan daerah.
Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Bangli, I Wayan Sugiarta saat ditemui Senin (3/8/2020) menampik jika sepinya kunjungan diakibatkan minimnya animo membaca masyarakat.
Menurut dia, sejatinya sebelum berpindah dari areal Terminal Loka Crana, animo masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan daerah cukup tinggi.
Yakni berkisar 30 orang per hari.
• The Flash Rahmat: Hindari Kontak dengan Orang Lain Diluar Tim, Selesai Latihan Langsung Pulang
• Fahmi Diminta Jaga Kesehatan saat Berlatih, Pelatih Bali United Teco Absen di Latihan Perdana
• Bali Punya 2 Temuan Obat Tradisional Bantu Kesembuhan Pasien Covid-19, Salah Satunya dari Bahan Arak
Namun semenjak pindah ke areal SD Internasional di Kelurahan Kubu, Bangli, jumlah kunjungan perlahan mulai menyusut.
Dalam sehari Sugiarta menyebut jumlah kunjungan hanya mencapai 10 orang.
“Dari lokasi strategis tempat memang menentukan. Karena dulu ketika masih di terminal, sekolah-sekolah berada di wilayah tersebut.
Banyak anak-anak sekolah ataupun masyarakat umum yang mengisi waktu luangnya dengan membaca ke perpustakaan daerah. Sedangkan saat ini jika harus menjangkau ke Kubu cukup memakan waktu,” ujarnya.
Faktor lain yang menyebabkan sepinya kunjungan adalah jumlah koleksi.
Menurut Sugiarta, koleksi yang ada di Perpusda terbatas. Yakni sebanyak 4326 buku.
Pun juga yang menjadi persoalan adalah pandemi Covid-19. Sebab sejak dilaksanakan sekolah online bulan Maret lalu, jumlah kunjungan per hari kian menyusut. Yakni berkisar dua hingga tiga orang per hari.
“Tidak beroperasinya sekolah juga membuat perpustakaan keliling kami sementara off. Sebab perpustakaan keliling ini lebih menyasar anak-anak sekolah dasar,” ucapnya.
Dengan sejumlah kendala tersebut, Sugiarta mengatakan salah satu solusi untuk meningkatkan daya kunjung yakni dengan peralihan dari perpustakaan secara konvensional menjadi elektronik. Yakni dengan menerapkan e-library.
Menurutnya, dengan penerapan e-library akan memudahkan pembaca untuk mencari buku maupun arsip yang diperlukan tanpa perlu mendatangi Bangli.
• Penjualan Endek dari Pengrajin Asal Kecamatan Sidemen Karangasem Turun Drastis Karena Imbas covid-19
• Ops Patuh Lempuyang 2020, Polresta Denpasar Catat Tahun Ini Tindak Tilang Turun Dibanding Tahun Lalu
• Audiensi ke Dewan, DPRD Bali Nilai KPU Sudah Siap Selenggarakan Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19
Disamping juga dengan penerapan e-library, tidak memerlukan banyak ruang untuk menyimpan koleksi, serta mengurangi biaya pemeliharaan koleksi.
“Dalam hal ini kami perlu menjalin kerja sama dengan penerbit untuk membeli e-booknya. Mengenai e-library ini perlu membuat aplikasi baru, serta beberapa kebutuhan lain seperti computer dengan kisaran anggaran mencapai Rp 100 juta. Mudah-mudahan ada dana, sehingga tahun 2021 ini e-library sudah bisa diterapkan,” tandasnya. (*)