TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Pandemi Covid-19 berdampak luas terhadap perekonomian masyarakat, sangat memberatkan masyarakat.
Namun kondisi ini harus dilewati dengan berbagai inovasi, seperti yang dilakukan sejumlah pemerhati lingkungan di Nusa Penida, yakni memaksimalkan sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi.
Hal ini terungkap dalam acara Sosialisasi dan Edukasi Pengelolaan Sampah berkelanjutan yang dilaksanakan di Batan Sabo Desa Sakti, Nusa Penida, Klungkung, Sabtu (3/10/2020).
Kegiatan tersebut terselenggara atas prakarsa Universitas Warmadewa, Rotary Club, Si Otonk & PKM Sampah Nusa Penida dengan inisiator Pande Bagus Gde Guna Sesana.
• Mabuk & Kenakan Masker, Bule Asal Australia di Denpasar Ini Nyungsep dan Luka Robek di Kepala
• Rayakan Hari Kopi Internasional, Pemuda Langkan Bangli Ingin Bangkitkan Kejayaan Kopi Langkan
• Pelda Muhaji Sanggah Anggapan Dugaan Kasus Penyekapan & Penyegelan Tiga Orang di Sesetan
Selain kegiatan sosialisasi dan edukasi pengelolaan sampah, kegiatan itu juga diisi dengan edukasi protokol kesehatan.
Seperti tetap menggunakan masker saat mengikuti sosialisasi, dan mengatur jarak duduknya.
“Kegiatan ini bermula dari diskusi kecil dengan seorang teman di Warmadewa, tujuannya agar bisa menyelesaikan sampah dari hulu sampai ke hilir dan ternyata tidak saja itu ternyata sampah bisa menjadi solusi ekonomi di saat pandemi hingga resesi ekonomi sekarang ini”, ujar Pande Bagus Gde Guna Sesana, Minggu (4/10/2020).
Menurutnya di saat seperti ini, masyarakat harus mulai mengubah paradigmanya.
Sampah tidak lagi dianggap masalah.
• Promo JSM Alfamart Akan Berakhir, Beras, Deterjen hingga Susu Bayi Masih Diskon
• Ini Hal yang Bisa Bikin Zodiak Marah Besar, Scorpio Tidak Suka Terpojok, Bagaimana dengan Zodiakmu?
• Ini Tips Mengatur Pendapatan Bulanan Beserta Simulasinya, Dibagi Menjadi 4 Komposisi
Bila sampah dikelola dengan baik, justru bisa menjadi berkah. Mulai dari menjadikan pupuk, maggot, Lmol dan briket yang bernilai ekonomi.
Pupuk bisa dimaksimalkan untuk pertanian dan perkebunan, yang mana di saat pandemi Covid-19 saat ini, tidak sedikit masyarakat yang kembali bertani dan berkebun.
Sementara magot, dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, Lmol untuk pembersih. Serta briket sebagai bahan bakar alternatif.
Dalan kegiatan itu disimulasikan penggunaan tong serba guna yang dinamai Si Otonk.
Tong sampah ini bisa dimanfaatkan untuk menghancurkan sampah sekaligus menghasilkan maggot, pupuk dan Lmol.
• Ramalan Shio 4 Oktober 2020, Shio Kelinci Memiliki Banyak Energi, Bagaimana dengan Shio Lainnya?
• Kabar Duka, Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh Meninggal Dunia & Disebutkan Positif Covid-19
• Jadwal Liga Inggris Malam Ini Man United vs Tottehenham, Jose Mouriho: Sulit Menang Melawan Mantan
" Jadi dengan ini, tidak saja masalah sampah ditangani dengan baik. Tetapi sampah bisa bisa meminimalkan dampak ekonomi yang lagi resesi karena pandemi Covid 19 ini," ungkap pengagar Si Otonk, Ida Bagus Aditya.
Sebanyak 9 unit tong sampah serbaguna tersebut lalu disalurkan ke warga di Nusa Penida, untuk dapat diaplikasikan secara maksimal dalam pengelolaan sampah.
Menariknya selain disimulasikan penggunaan tong serba guna yang dinamai Si Otonk ada juga berbagai pengalaman dari Komang Bemo dari Komunitas Malu Dong pengelola Sampah di Kelan Denpasar.
• Gara-gara Kiriman Video Porno ke HP Istri Berujung Cekcok, AL Menyesal Habisi Istri & Anak Tirinya
• Kronologi Satu Keluarga di Denpasar Rumahnya Disegel Kerangka Besi, Keluarga Hendra Trauma
Ia mengatakan permasalahan sampah terbesar ada pada kesadaran masyarakat, utamanya saat di awal pemilihan sampah.
"‘Awal mula kami melakukan pengelolaan sampah di Kelan, masalah yang paling sulit adalah kesadaran masyarakat terkait pemilihan sampah. Kita harus sabar, tetapi kalau sudah mentok terpaksa harus penegakan aturan adat berupa perarem adat agar masyarakat disiplin”, kata pria yang biasa dipanggil Mang Bemo ini. (*)