TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Surat Edaran Gubernur Bali Nomor: 04 tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali atau Kain Tenun Tradisional Bali, diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan para penenun kain lokal.
Hanya saja kondisinya saat ini, kerajinan kain endek lokal harus bersaing dengan kain endek dari luar Bali yang leluasa beredar di Klungkung.
Bahkan kain endek lokal tidak jarang kalah bersaing, karena endek dari luar Bali harganya bisa lebih murah.
Pemilik Pertenunan Astiti I Nyoman Sudira mengungkapkan, pasar kain endek di Klungkung tidak hanya dipenuhi oleh produk lokal Klungkung.
Namun juga kain endek yang berasal dari luar Bali.
Baca juga: Di Balik Kerja Sama dengan Dior, Kain Endek Bali Kini Alami Degradasi dan Kekurangan Bahan
Baca juga: Perajin Endek di Gianyar Berharap Desainer Fashion Libatkan Perajin Endek
Baca juga: Masih Terima Gaji dan Tunjangan, Koster Minta Pegawai Instansi dan Lembaga Beli Tenun Endek Bali
“Banyak kain tenun endek didatangkan dari luar,” ungkap Sudira, belum lama ini.
Menurtunya hal ini menjadi ancaman bagi perajin endek lokal, karena harga bisa dijual lebih murah dari pada kain endek lokal.
Bahkan saat ini kain endek dari luar Bali, kualitas dan motifnya sudah bisa menyerupai kain endek lokal.
"Bahan baku di luar Bali bisa dapat lebih murah, sehingga produk mereka (luar Bali) bisa dijual lebih murah. Itu yang memberatkan penenun lokal," keluhnya.
Sehingga ia berharap dengan SE Gubernur Bali itu tidak hanya bertujuan untuk melestarikan kain tenun endek, tapi juga membantu para perajin lokal dengan melindungi pasar produknya.
Selian itu, ia berharap itansi atau masyarakat yang diwajibkan mengenakan kain endek, agar membelinya ke penenun lokal.
“Kalau ingin memberi dampak kepada para perajin di Bali, kami minta agar didorong untuk memesan ke IKM (Industri Kecil Menengah) di Bali,” harapnya.
Sementara Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menjelaskan, untuk mendukung pelestarian kain lokal, di Klungkung para ASN wajib menggenakan produk kain lokal pada hari Selasa, Kamis dan Kumat.
" Tidak hanya kain endek, tapi juga kain lokal lain seperti rangrang, dan cepuk," ungkap Suwirta, Sabtu (20/2).
Pihaknya pun berharap masyarakat bisa lebih jeli dan teliti untuk membeli produk lokal.
Baca juga: Tak Ada Kewajiban Warga Bali Pakai Endek Setiap Selasa, SE Gubernur Itu Untuk Lembaga dan Instansi