"Banyak sekali sekarang muncul sulinggih yang kontroversial, seperti kemarin kasus dulang, atau melukar gelung yang dulu terjadi itu. Ex sulinggih kemudian diambil gelung oleh nabe karena di tengah jalan kepincut oleh bule," sebutnya.
Kemudian juga kasus yang mungkin lagi hangat, seperti di Muncan, Karangasem yang tidak ia sebut namanya.
Yakni diduga banyak melakukan pelecehan.
Banyak kegiatan-kegiatan yang ilegal di luar kegiatan sebagai seorang sulinggih. Akhirnya terjadi.
"Nah yang begini-begini ini banyak sekali muncul. Sementara mereka oknum itu menggunakan atribut kesulinggihan di Bali," katanya.
Sehingga mencoreng sistem sulinggih di Bali.
Kesulinggihan Bali ini sangat ketat sebenarnya sistemnya.
Dan hal seperti ini benar-benar menjadi batu sandungan berat bagi Hindu di Bali.
Karena orang Bali sendiri yang melecehkan sistem kesulinggihan itu.
"Hanya untuk hal-hal yang berkaitan dengan popularitas. Baru tahu sedikit tentang Weda atau tentang puja mantra merasa diri bisa," katanya.
Atau mungkin merasa dia mendapat pawisik terus langsung jadi sulinggih. Atau juga belajar tentang ilmu seperti ilmu kawisesan.
"Setelah tahu lebih banyak kemudian langsung jadi sulinggih. Dan banyak sekali terjadi. Ini merupakan hal yang perlu dicermati oleh semua tokoh Hindu di Bali," tegasnya.
Bahwa telah terjadi pergeseran yang luar biasa.
"Membuat kita ini miris melihat itu. Selain popularitas juga ada karena tujuan materi, karena status spiritual," katanya.
Sehingga oknum tersebut menganggap dengan status sulinggih, maka segalanya akan dilayani.