Berita Bali

Roh Gentayangan, Ini Makna dan Pentingnya Upacara Warak Kruron Bagi Bayi yang Meninggal

Penulis: AA Seri Kusniarti
Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Upacara warak kruron, ngelangkir, dan ngelungah dilangsungkan pada Minggu 19 Desember 2021 pukul 05.00 Wita hingga selesai, di Pantai Padang Galak, Kota Denpasar, Bali.

Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Warak kruron adalah salah satu bagian dari upacara Pitra Yadnya yang dikenal selama ini oleh umat Hindu di Bali.

Upacara warak kruron adalah upacara bagi ibu yang pernah keguguran.

Sedangkan upacara ngelangkir adalah upacara bagi bayi yang meninggal dalam kandungan sampai sebelum lepas udel (kepus pusar).

Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti menjelaskan, upacara ini penting dilakukan.

Baca juga: Ini Makna dan Pentingnya Upacara Warak Kruron bagi Bayi yang Sudah Meninggal Dunia dalam Hindu Bali

Sebab bayi yang telah ada dalam kandungan sejatinya telah memiliki roh. Dan tatkala bayi tersebut meninggal, baik sengaja maupun tidak sengaja.

Maka seharusnya diupacarai dengan baik dan benar sesuai dengan ajaran Hindu di Bali.  Tujuannya agar roh tersebut bisa tenang dan kembali ke jalan-Nya.

Sebab bila tidak diupacarai dengan patut, maka akan menyebabkan roh tersebut menjadi bhuta cuil atau roh gentayangan dan menganggu si ibu serta keluarga tersebut.

“Warak kruron berasal dari kata kluron atau kruron yang artinya keguguran. Kemudian warak kruron adalah penyebutan bagi si ibu yang keguguran.

Sehingga si ibu tersebut yang juga perlu diupacarai,” sebut beliau kepada Tribun Bali, Selasa 14 Desember 2021.

Sebab, katanya, ibu yang keguguran walau belum pernah melahirkan tetapi telah mengeluarkan darah, darah ini menjadi sesuatu yang cuntaka atau kotor secara niskala.

“Maka ketika keguguran, sang ibu terkena cuntaka,” jelas pensiunan dosen Unhi ini.

Untuk itu, upacara warak kruron ini ditujukan bagi sang ibu yang keguguran.  Guna membersihkan si ibu, sehingga nantinya sang ibu tidak akan merasa terbebani lagi.

Baca juga: Genta Sebagai Simbol Ketuhanan, Bermakna Kesucian dalam Hindu Bali

Karena dia itu pernah mengandung, namun keluar darah dan keguguran. Hal ini penting agar si ibu dan roh si anak yang meninggal sama-sama menemukan kedamaian, walau mereka berada di alam yang berbeda.

Untuk itu, sebagai upaya membantu umat dalam prosesi warak kruron, Yayasan Pasraman Bhuwana Dharma Shanti, di Sesetan, menyelenggarakan upacara warak kruron, ngelangkir, dan ngelungah.

Halaman
123

Berita Terkini