Pencurian di Bali

Suwirta Sambangi Kediaman Pelaku Curanmor di Klungkung, Kelima Pelaku di Bawah Umur

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DI BAWAH UMUR - Ketua Komisi IV DPRD Bali I Nyoman Suwirta. Suwirta menyambangi rumah pelaku pencurian motor di Klungkung. Kelima pelaku merupakan anak di bawah umur.

Suwirta Sambangi Kediaman Pelaku Curanmor di Klungkung, Kelima Pelaku di Bawah Umur

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Maraknya aksi kriminalitas dengan pelaku anak-anak di Klungkung, mendapat sorotan dari Ketua Komisi IV DPRD Bali I Nyoman Suwirta. 

Membidangi masalah pendidikan dan perlindungan anak, Nyoman Suwirta, menyambangi langsung kediaman dari lima pelaku curanmor di Klungkung yang semuanya anak di bawah umur.

Baca juga: Komplotan Pencuri Spesialis Bobol Warung Ditangkap di Klungkung Bali, Pelaku Anak Di Bawah Umur

Awal tahun 2025 ini, di Kabupaten Klungkung terkuak tiga kasus dengan pelaku anak-anak di bawah umur dan semuanya kejahatan berkelompok. 

Pertama kasus pembobolan warung-warung yang ternyata pelakunya gerombolan anak di bawah umur.

Kedua kasus perundungan disertai kekerasan oleh sekelompok remaja putri di Klungkung, yang kasusnya sempat menghebohkan media sosial.

Baca juga: TERUNGKAP! Korban Perundungan Di Klungkung Anak Di Bawah Umur, NPY Belum Pulang Selama 2 Minggu

Serta yang terbaru pencurian 7 sepeda motor, yang dilakukan oleh 5 anak-anak di bawah umur.

"Saya sangat prihatin dengan situasi yang terjadi. Mungkin ibarat fenomena Gunung Es, lambat laun akan terpantau," ungkap Suwirta, Minggu (23/3/2025).

Menurutnya ada beberapa kesamaan latar belakang dari tiga kasus tersebut, yakni anak putus sekolah, berasal daei ekonomi kurang mampu, dan tidak adanya kontrol atau perhatian keluarga terhadap anak-anaknya.

Baca juga: TEGA Jual Pacar ke Pria Hidung Belang, Prostitusi Online Anak di Bawah Umur Terjadi di Denpasar

Bahkan orangtua terkesan tidak peduli, kalau anak keluar hingga larut malam, bahkan dini hari.

Kasus-kasus tersebut juga semuanya terjadi saat malam, hingga dini hari.

"Saya kemarin berkeliling ke rumah anak-anak pelaku curanmor. Memang pelaku tidak semua putus skeolah, tapi kalau saya lihat kondisinya, kalau dibiarkan bisa putus sekolah."

"Mereka sangat kurang pengawasan dari ortu mereka, dan mereka ini jarang berada di rumah," ungkap Suwirta.

Baca juga: ANCAM Sebar Video Tanpa Busana, Polresta Denpasar Bekuk KYSY Cabuli Anak di Bawah Umur!

Bahkan saking cueknya orangtua mereka, sampai tidak tau anaknya bisa punya sepeda motor bukan miliknya dan ternyata itu hasil curian.

"Saya rasa sudah saatnya jajaran desa mulai dari desa dinas dan adat, untuk memperhatikan lagi anak-anak di wilayahnya."

"Kadus bisa ikut memantau anak-anak di wilayahnya, jangan biarkan anak-anak ini tanpa perhatian," jelasnya.

Selain itu adat juga agar diminta agar mengaktifkan kembali Yowana atau organisasi kepemudaan di wilayahnya.

Baca juga: Kadek Jadi Tersangka Pencurian, Nemu HP Jatuh di Denpasar, Dipakai Sendiri, Sim Card Korban Dibuang

Dalam beberapa kali reses, Suwirta mengaku mendapat banyak keluh kesah, terkait banyaknya Yowana atau pemuda di wilayah banjar mereka, tapi justru jarang berkumpul dan berkegiatan.

"Peran bendesa atau kelihan, komunikasi dengan Yowana lagi. Kita punya wadah adat yang luar biasa, aktifkan kegiatan Yowana, gembleng generasi muda ini dengan pendidikan karakter," ungkapnya.

Sehingga generasi muda ini, nantinya tidak hanya mendapatkan pendidikan karakter di sekolahnya, namun juga di lingkungan mereka, sampai ke keluarga. (*)

 

Berita lainnya di Anak di Bawah Umur

Berita Terkini