Ia berharap melalui inisiatif Circularity Tour, pihaknya ingin menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang terintegrasi dan kolaboratif bukan hanya solusi lingkungan, tetapi juga bagian dari gaya hidup sehat yang mendukung kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.
Dengan melibatkan lebih dari 25.000 pelestari, mitra lokal, dan konsumen dalam satu ekosistem, pihaknya membuktikan bahwa perubahan nyata bisa terjadi. “Mari jadi bagian dari gerakan ini dengan memilih brand yang bertanggung jawab dan peduli terhadap kesehatan serta keberlanjutan lingkungan,” ucapnya.
Secara nasional, program#BijakBerplastik yang berfokus pada pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi konsumen dan masyarakat, serta inovasi kemasan produk menjadi bagian dari komitmen Aqua dalam mendukung Gerakan Indonesia Bersih.
Komitmen ini dijalankan melalui ekosistem pengumpulan, yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, mencakup 100 bank sampah binaan, 11 collection center, 3 TPST, 32 TPS3R, dan 10 mitra recycling business unit, yang secara kolektif berhasil mengumpulkan lebih dari 31.500 ton sampah plastik setiap tahunnya.
Sejak 1983, Aqua juga menghadirkan galon guna ulang yang mengurangi emisi karbon hingga 83 persen dan penggunaan plastik hingga 78 persen. Inovasi berlanjut dengan hadirnya Aqua Life produk dengan kemasan yang 100 persen menggunakan material daur ulang dan 100 persen dapat di daur ulang.
Aqua juga terus berinovasi untuk menghadirkan solusi kemasan dengan meminimalisir penggunaan plastik, saat ini lebih dari 96 persen kemasan Aqua sudah dapat di daur ulang dan seluruh produk Aqua telah mengandung hingga 25 persen material daur ulang.
Edukasi tentang ekonomi sirkular menjadi relevan bagi komunitas pelari yang aktif, sadar kesehatan, dan peduli lingkungan. Melalui Circularity Tour, mereka tak hanya memahami pentingnya hidrasi yang aman, tetapi juga menyaksikan langsung bagaimana botol plastik pasca-konsumsi dikumpulkan dan diolah secara bertanggung jawab menjadi bahan baku kemasan produk baru ataupun barang lain yang memiliki nilai ekonomi.
Menurut Vera diperlukan kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah, mulai dari masyarakat, pemerintah, hingga pihak swasta seperti yang dilakukan Aqua dalam membantu pengelolaan sampah yang baik di Indonesia. “Kami percaya bahwa ekonomi sirkular adalah salah satu solusi nyata untuk masa depan yang lebih sehat,” ucapnya.
Oleh karena itu, Aqua tak henti-hentinya mengingatkan masyarakat, bahwa semua punya peran mulai dari memilih produk yang bertanggung jawab, memilah sampah dengan bijak, hingga menyuarakan pentingnya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
“Mari bersama-sama wujudkan gaya hidup yang sehat, tidak hanya untuk kesehatan tubuh kita, tapi juga untuk lingkungan kita,” imbuhnya. Bali PET Recycle berada di dua lokasi pertama di Kota Denpasar Jl. Bakung Gang Tirta Lepang, Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur dan kedua di Kabupaten Klungkung Jl. Pantai Lepang By Pass Ida Bagus Mantra, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan.
Bali PET di Denpasar kini memiliki kurang lebih 60 orang pekerja, dan dapat menghasilkan sebanyak 200 ton per bulan cacahan botol plastik PET untuk di daur ulang. “Yang kita terima itu semua produk botol minuman plastik PET. Rata-rata setiap bulan 200 ton botol plastik PET kita terima lalu dicacah untuk bisa didaur ulang oleh produsen lagi seperti Aqua,” ujar Owner Bali PET Recycle, Wirajaya Putra.
Jeffri lebih lanjut menyampaikan, tentang keberadaan Bali PET Recycle bahwa botol air minum kemasan plastik PET dikumpulkan dan di daur ulang di sini. “Dari mana asalnya botol-botol PET ini, tentunya berasal dari kurang lebuh 1.000 sampai 1.200 pemulung yang bekerja dalam rantai pasok Bali PET. Selain di Bali kita juga ada PET Lombok Recycle,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, semua botol plastik yang dikumpulkan fasilitas seperti ini (Bali PET Recycle) semuanya diserahkan lagi ke kami lalu dimasukkan ke fasilitas daur ulang untuk dijadikan campuran ke botol Aqua. Ada yang campuran ada yang memang satu botol khususnya kemasan satu liter itu 100 persen menggunakan plastik daur ulang.(*)