Demo di Bali

4 Tersangka Anak di Bawah Umur,14 Tersangka Unjuk Rasa Anarkis di Bali Komunikasi Via Grup Telegram 

Keempat tersangka anak di bawah umur ini dalam proses diversi yaitu PY (15), KW (16), KA (16) dan KL (17) mereka berstatus pelajar.

TRIBUN BALI/ADRIAN AMURWONEGORO
KONFERENSI PERS - Kapolda Bali Irjen Pol Daniel Adityajaya didampingi PJU memimpin konferensi pers unjuk rasa anarkis di Mapolda Bali, pada Selasa (16/9). 

TRIBUN-BALI.COM – Sebanyak 14 orang ditetapkan sebagai tersangka unjuk rasa anarkis di depan Mapolda Bai dan kantor DPRD Provinsi Bali Denpasar pada 30 Agustus 2025. Dari jumlah tersebut 4 tersangka di antaranya masih anak di bawah umur. 

Keempat tersangka anak di bawah umur ini dalam proses diversi yaitu PY (15), KW (16), KA (16) dan KL (17) mereka berstatus pelajar.

Sedangkan 14 tersangka, 10 tersangka dewasa ditahan di Rutan Polda Bali. Para tersangka dewasa yang ditahan memiliki rentang usia 18 - 25 tahun dengan profesi sebagai pelajar, mahasiswa, bekerja sebagai ojek online (ojol) dan pengangguran.

Adapun inisial dan peran 14 tersangka adalah FI (19) laki-laki, pekerjaan ojol, berperan melakukan pelemparan batu ke gedung Ditreskrimsus Polda Bali. AT (20) laki-laki, mahasiswa, mengambil peluru gas air mata yang terjatuh dan memasukkan ke dalam tasnya. 

MT (25) laki-laki pekerjaan ojol, AS (18) laki-laki, pelajar, NR (18) laki-laki, pelajar, KM (19) laki-laki, pelajar, PB (18) laki-laki, pelajar, dan RI (18) laki-laki, pedagang.

Baca juga: DOR! Slamet Dilumpuhkan dengan Timah Panas, Nekat Curi Motor Petani di Sading, Masuk DPO Sejak 2024

Baca juga: JEMBRANA Perpanjang Status Darurat Bencana Banjir, Denpasar Status Transisi Darurat ke Pemulihan

Enam tersangka tersebut memiliki peran sama yakni merusak dan melempari kendaraan Randis Polri dengan batu dan mengenai korban anggota Polri hingga terluka dan mengambil barang barang yang ada di dalam boks Randis Polri.

Kemudian MR (18) laki-laki, pelajar membawa bom molotov saat aksi unjuk rasa namun belum digunakan. MF (18) laki-laki, pengangguran berperan membeli bahan, meracik dan membuat serta membawa bom molotov yang belum digunakan. 

Penetapan 14 tersangka ini berdasarkan hasil penyidikan dari total 170 orang yang diamankan saat unjuk rasa anarkis beberapa waktu lalu.

Kapolda Bali Irjen Pol Daniel Adityajaya menampilkan tayangan visual video para pelaku yang melakukan tindak anarkis.

Di antaranya pengerusakan hingga menyerang anggota polisi. Korban polisi mengalami kepala bocor, tulang pipi retak, tulang tempurung pecah, dan luka lainnya. 

Barang bukti yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) berupa pecahan kaca, puing-puing aluta tau almatsus terbakar, serta barang bukti diduga dari pelaku berupa batu, kayu, bom molotov, botol air mineral berisikan batu.

“Sesuai hasil penyidikan, pemeriksaan 24 orang saksi, termasuk rekaman CCTV di seputaran TKP dan barang bukti yang ada Polda Bali menetapkan 14 orang tersangka, di antaranya 10 orang dewasa dan 4 anak-anak,” ungkap Irjen Daniel didampingi Pejabat Utama (PJU) Polda Bali saat konferensi pers di Mapolda Bali, pada Selasa (16/9).

Sebanyak 14 orang tersangka tersebut terbukti melakukan pengerusakan terhadap kantor Mapolda Bali dan Ditreskrumsus Polda Bali, termasuk pengerusakan kendaraan dinas (Randis) Polri milik Sat Samapta Polresta Denpasar saat hendak memasuki kantor DPRD Bali.

“Mereka merusak Randis untuk mengamankan aksi Unras (unjuk rasa) di sana dan mereka menjarah isi Randis Polri berupa peralatan PHH, serta mengambil beberapa amunisi gas air mata Polri,” jelasnya.

“Mereka juga terbukti membawa barang-barang berbahaya seperti pertalite dan bahan bom molotov lainnya yang rencananya digunakan untuk membakar saat aksi Unras berlangsung,” kata Irjen Daniel. 

Para tersangka juga terbukti melakukan penyerangan terhadap para personel Polri yang sedang bertugas mengamankan jalannya Unras baik di depan Mapolda dan DPRD Bali. 

“Yang berakibat 13 personel Polda Bali mengalami luka-luka serius hingga dilarikan ke IGD RS Bhayangkara dan RSUP Prof dr IGNG Ngoerah Sanglah untuk mendapat perawatan intensif,” bebernya. 

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bali, Kombes Pol I Gede Adhi Mulyawarman menjelaskan, dari 14 orang tersangka di antaranya 10 orang dewasa yang saat ini sudah ditahan di Rutan Polda Bali.

“4 tersangka anak tidak dilakukan penahanan atau dikembalikan kepada orang tua masing-masing, namun anak yang berhadapan dengan hukum sesuai sistem peradilan pidana wajib melaksanakan proses Diversi dan dalam penelitian kemasyarakatan oleh Bapas,” jelas Kombes Mulyawarman.

“Peran para pelaku anak ikut merusak dan melempari kendaraan Randis Polri dengan batu dan mengenai korban anggota Polri hingga terluka dan mengambil barang-barang yang ada di dalam boks Randis Polri,” bebernya.

Direktur Reserse Cyber Polda Bali, Kombes Pol Ranefli Dian Candra menerangkan, di antara para tersangka berkomunikasi di grup Telegram yang akhirnya menjadi bukti Ditreskrimum Polda Bali memproses tersangka.

“Di ruang medsos dari awal kami sudah patroli cyber, untuk barang bukti ada temuan grup yang menjadi bukti Ditreskrimum memproses para tersangka ada grup Telegram yang digunakan para tersangka dalam berkomunikasi, kalau untuk akun medsos provokasi belum ada,” jelasnya.

Para tersangka dijerat dengan Pasal Tindak Pidana Pengerusakan secara bersama-sama terhadap orang dan barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 170 KUHP. Kemudian tindak pidana pencurian dengan pemberatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 363 ke-2e KUHP. 

Tindak pidana membahayakan keamanan umum bagi orang atau barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat 1 UU Darurat no 12 tahun 1951 dan pasal 187 bis KUHP jo pasal 55 KUHP. 

Sebelumnya diberitakan tersangka berjumlah 15 orang. Namun dari penyidikan 1 orang di antaranya hanya berstatus sebagai saksi. 

Dalam konferensi pers tersebut, Irjen Daniel mengimbau seluruh lapisan masyarakat Bali aktif menjaga situasi keamanan di lingkungan masing-masing.

“Agar Bali yang kita cintai tetap aman dan kondusif, serta menjaga anak-anak kita jangan sampai terprovokasi dengan hal-hal negatif hingga berujung bermasalah dengan hukum,” ujarnya. (ian)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved