Makan Bergizi Gratis

Rai Mantra Sidak ke SPPG Pemaron Buleleng Bali: Jangan Ada Menu Minim Lauk Lagi

Menu minim lauk dalam pelaksanaan MBG di SPPG Pemaron sempat viral dan menjadi perbincangan publik. 

TRIBUN BALI/ MUHAMMAD FREDEY MERCURY 
Sidak - Anggota Komite III DPD RI, Rai Mantra saat melakukan sidak di SPPG Pemaron, Senin (13/10). Ia meminta agar tidak ada lagi istilah menu minimalis dalam MBG. 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Menu minim lauk yang disajikan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Buleleng sempat viral di media sosial. 

Kondisi ini pun mendapat tanggapan dari anggota Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra.

Pria yang akrab disapa Rai Mantra itu melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pemaron, Kabupaten Buleleng, Bali, Senin 13 Oktober 2025. 

SPPG Pemaron ini merupakan penyedia menu yang sempat viral. Ia juga mengecek langsung kondisi dapur, tempat penyajian, hingga tempat cuci ompreng. 

Baca juga: Program MBG di 21 Sekolah Klungkung Dihentikan Sementara, Imbas Direnovasinya SPPG di Desa Selat

Kepada awak media, Rai Mantra mengaku mendapat penugasan untuk melakukan pengawasan langsung, serta menyerap aspirasi mengenai pelaksanaan MBG, khususnya di Bali

Sebab isu mengenai pelaksanaan MBG ini sedang ramai dibicarakan. 

Satu di antaranya di wilayah Desa Pemaron yang sempat menjadi pembicaraan karena lauk yang minim. Rai Mantra menegaskan hal ini harus betul-betul diperbaiki. 

Mantan Wali Kota Denpasar ini menegaskan agar tidak ada lagi istilah menu minimalis. 

Sebab menu MBG sudah ada ketentuan atau standar gizi.

“Tadi Pak Rusdianto (Plt. Koordinator BGN Buleleng) sudah menjelaskan (soal menu viral). Saya bilang nggak usah ada kata-kata menu minimalis. Nggak boleh itu. Jadi standarisasi normalnya sudah jelas,” tegasnya. 

Menu minim lauk dalam pelaksanaan MBG di SPPG Pemaron sempat viral dan menjadi perbincangan publik. 

Apalagi menu minimalis ini sempat disorot anggota DPD RI, Arya Wedakarna. 

Foto menu minimalis ini viral pada 1 September lalu. Menu tersebut terdiri dari nasi, ayam berbentuk bola, tahu, sayur dan buah. 

Bahkan beredar kabar bahwa SPPG Pemaron sempat dinonaktifkan sementara pasca menu ini viral. 

Plt Koordinator BGN Buleleng, Rusdianto menjelaskan, pagu setiap kelompok penerima manfaat itu berbeda. 

Demikian pula dengan takaran dari jumlah gramasi, jumlah protein dan serat juga berbeda.

“Walau demikian setiap hari itu menunya secara porsi, secara gizi itu sama semua. Tidak ada menu yang hari ini (kemarin) agak berkurang sedikit dari standar gizi. Untuk di Buleleng semua standar sudah kita selalu berikan informasi, pengecekan bahwa standar itu setiap hari tidak ada yang kurang atau lebih, semua sama,” tegasnya. 

Ia tidak memungkiri, memang sempat beredar foto menu yang terlihat tidak sesuai standar. Khususnya pada protein berupa ayam yang diolah menjadi bola-bola. 

“Kalau secara utuh itu bisa menjadi ayam yang potongannya besar. Namun karena diolah menjadi bentuk bola-bola, sehingga saat ditaruh ke ompreng terlihat tidak penuh, tidak terlihat seperti menu-menu yang lain,” jelasnya. 

Menindaklanjuti viralnya menu tersebut pihaknya langsung melakukan evaluasi. 

Memang pihaknya mengirimkan pemberitahuan penutupan sementara, namun hanya sehari. 

“Jadi tidak ada pemberhentian SPPG ataupun penutupan. Surat yang kami kirim adalah pemberitahuan bahwasannya kami memerlukan satu hari saja untuk tidak operasional untuk mengevaluasi. Dan hingga kini sudah tidak ada kondisi tersebut,” tandasnya.

Masih menurut Rai Mantra, ia juga sudah melakukan pengecekan di sejumlah SPPG lainnya di wilayah Kabupaten Buleleng

Seperti di SPPG Peuktukan dan SPPG Les, Kecamatan Tejakula; SPPG Sangsit, Kecamatan Sawan bahkan hingga SPPG Banjar, Kecamatan Banjar. 

Menurutnya ada plus minus dalam pemantauan langsung. Misalnya di wilayah Peuktukan, Les dan Sangsit, program MBG mendapat antusias dari penerima manfaat. 

Sedangkan di wilayah Banjar, ada keluhan karena menu yang monoton. 

“Pun pelaksanaan MBG di wilayah Banjar juga mendapat apresiasi, saat dilaksanakan pada liburan sekolah. Sehingga anak-anak yang saat itu bimbingan belajar tambahan lebih semangat untuk datang ke sekolah,” ungkapnya. 

Hal yang sama juga ditemui Rai Mantra saat melakukan peninjauan langsung di Kabupaten Jembrana hingga Kota Denpasar. 

Di Jembrana, menurutnya ada juga permasalahan menyangkut menu. Seperti kelayakan menu dan sebagainya. 

Sedangkan di Denpasar, diakui ada orang tua yang berterima kasih atas program MBG. Sebab anaknya menjadi antusias untuk berangkat ke sekolah. Selain juga mengurangi pengeluaran untuk uang bekal.

Lebih lanjut, pihaknya tidak memungkiri adanya potensi incident rate dalam pelaksanaan MBG. 

Namun sejauh ini persentasenya diakui kecil, yakni hanya 0,8 persen. 

Kendati demikian pihaknya tidak tutup mata akan incident rate ini. 

Rai Mantra pun menyarankan agar ada tester alias pencicip sebelum makanan diserahkan kepada anak-anak.  

Sementara itu, Badan Gizi Nasional (BGN) menerjunkan 5.000 orang chef ke berbagai SPPG di Tanah Air. 

Mereka akan mendampingi, melatih, dan mengajarkan cara memasak yang baik, higienis, dan profesional ke dapur-dapur MBG. 

Para chef profesional itu tergabung dalam Indonesian Chef Association (ICA). 

Terobosan ini merupakan strategi konkret sebagai tindak lanjut usai pertemuan antara BGN dan ICA yang digelar Rabu 8 Oktober 2025 kemarin.

“Para Chef yang sudah sangat profesional ini akan kami terjunkan ke berbagai wilayah di Indonesia, mulai hari Senin, 13 Oktober nanti,” kata Kepala BGN, Dadan Hindayana dalam keterangannya seperti dirilis website resmi BGN, Jumat 10 Oktober 2025.

Dalam kunjungan itu, ICA menyampaikan penghargaan mereka atas langkah BGN yang telah menginisiasi pembentukan 10.765 SPPG Operasional di seluruh Indonesia (data per 7 Oktober 2025). 

Di sisi lain, mereka turut prihatin atas terjadinya beberapa insiden keamanan pangan dalam pelaksanaan program MBG. 

“ICA turut berempati, dan berkomitmen untuk memberikan dukungan secara penuh bagi keberlangsungan Program Mulia MBG untuk anak Indonesia,” ujar Ketua Umum ICA, Chef Susanto.

Menurut Susanto, usul berbagai pihak untuk menghentikan program MBG bukanlah solusi. 

ICA bahkan siap mendukung keberlangsungan dan kelancaran program unggulan cepat pemerintah Presiden Prabowo Subianto ini. 

“Kami berkomitmen penuh untuk mendukung keberlangsungan dan kelancaran program MBG,” ujarnya.

Selain menyarankan beberapa alternatif solusi dalam pengelolaan SPPG, ICA lalu menawarkan diri untuk melatih, mendampingi, serta memberikan bimbingan teknis dan sertifikasi kepada SPPG-SPPG di seluruh Indonesia. 

“Melalui kolaborasi yang solid, ICA berharap dapat berperan aktif sebagai mitra strategis sekaligus menjadi salah satu solusi nyata dan berkelanjutan,” kata Susanto.

“Saya sangat mengapresiasi niat baik kawan-kawan, para Chef, yang ingin ikut berpartisipasi dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dipercayakan kepada Badan Gizi Nasional (BGN),” ujar Dadan Hindayana. (mer/ali)

MBG di 21 Sekolah Klungkung Dihentikan Sementara

Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Klungkung yang telah beroperasi baru dua. 

Adalah di Desa Selat, Kecamatan/Kabupaten Klungkung dan di Batununggul, Kecamatan Nusa Penida. 

Ini menjadikan Klungkung, menjadi daerah dengan jumlah dapur MBG paling sedikit di Bali

Belum lagi dapur MBG di Desa Selat, saat ini ditutup sementara karena sedang menjalani renovasi.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Klungkung, I Ketut Sujana menjelaskan, renovasi dapur MBG di Selat menyebabkan layanan program MBG dari lokasi tersebut terhenti sementara. 

“Sampai proses rehab selesai, dapur MBG di Selat tutup, sehingga belum bisa melayani program MBG untuk sementara waktu,” jelasnya, Minggu 12 Oktober 2025.

Dapur MBG di Desa Selat yang melayani 21 sekolah, mulai dari tingkat TK, SMP, hingga SMA, termasuk SMA Negeri 2 Semarapura. 

Kapasitas maksimal satu dapur melayani sekitar 3.500 siswa. Sehingga renovasi membuat program di sekolah-sekolah tersebut terhenti sementara. 

Sujana menjelaskan perkembangan rencana pembangunan dapur MBG di beberapa lokasi lainnya. Di Desa Tanglad, Nusa Penida, telah diajukan pembangunan dapur MBG. 

“Ada berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, seperti ketersediaan lahan minimal 10 are dan bangunan pendukung,” ujarnya.

Sedangkan di Kecamatan Banjarangkan, dapur MBG di Desa Tusan masih dalam tahap pembangunan.  

Di Kecamatan Dawan, dapur MBG yang dibangun di Dusun Karangdadi, Desa Kusamba juga masih dalam tahap Pembangunan. 

“Jadi operasional program MBG di beberapa wilayah masih menunggu penyelesaian pembangunan infrastruktur dapur,” jelasnya.

Sujana merinci, idealnya untuk program MBG di Klungkung harus didukung pembangunan 12 dapur. 

Meliputi tiga dapur di Kecamatan Klungkung, dua di Kecamatan Banjarangkan, tiga di Kecamatan Dawan, dan tiga di Kecamatan Nusa Penida. 

Pemerintah daerah terus berupaya mempercepat proses tersebut agar program MBG dapat berjalan optimal di seluruh wilayah Klungkung. (mit)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved