Berita Buleleng
Sidak ke SPPG Pemaron, Rai Mantra Minta Tidak Usah Ada Menu Minimalis pada MBG
Menu minim lauk yang disajikan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Buleleng sempat viral di media sosial.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Menu minim lauk yang disajikan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Buleleng sempat viral di media sosial.
Kondisi ini pun mendapat tanggapan dari anggota Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra.
Pria yang akrab disapa Rai Mantra itu melakukan sidak ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pemaron, yang merupakan penyedia menu viral ini.
Baca juga: Program MBG Terkesan Buru-buru, Tata Kelola Harus Segera Dibenahi
Ia juga mengecek langsung kondisi dapur, tempat penyajian, hingga tempat cuci ompreng.
Kepada awak media, Rai Mantra mengaku mendapat penugasan untuk melakukan pengawasan langsung, serta menyerap aspirasi mengenai pelaksanaan MBG, khususnya di Bali.
Sebab isu mengenai pelaksanaan MBG ini sedang ramai dibicarakan.
Salah satunya di wilayah Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng yang sempat menjadi pembicaraan karena lauk yang minim.
Baca juga: SOAL Keracunan MBG Daerah Lain, Ini Pendapat Akademisi Undikas Wayan Widhiasthini
Rai Mantra menegaskan hal ini harus betul-betul diperbaiki.
Mantan Wali Kota Denpasar ini menegaskan agar tidak ada lagi istilah menu minimalis.
Sebab menu MBG sudah ada ketentuan atau standar gizi.
"Tadi Pak Rusdianto (Plt Koordinator BGN Buleleng) sudah menjelaskan (soal menu viral). Saya bilang nggak usah ada kata-kata menu minimalis. Nggak boleh itu. Jadi standarisasi normanya sudah jelas," tegasnya.
Baca juga: Cerita Siswa SD di Bali Dapat MBG, Menu Berisikan Burger dan Pernah Ada Ulat di Sayur
Selain di Pemaron, pihaknya juga sudah melakukan pengecekan di sejumlah SPPG lainnya di wilayah Kabupaten Buleleng.
Seperti di SPPG Peuktukan dan SPPG Les, Kecamatan Tejakula; SPPG Sangsit, Kecamatan Sawan bahkan hingga SPPG Banjar, Kecamatan Banjar.
Menurutnya ada plus minus dalam pemantauan langsung. Misalnya di wilayah Peuktukan, Les dan Sangsit, program MBG mendapat antusias dari penerima manfaat.
Sedangkan di wilayah Banjar, ada keluhan karena menu yang monoton.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.