Bencana Alam di Bali

PUNCAK Musim Hujan di Bali Januari-Februari 2026, BMKG Ingatkan Hal Ini Agar Warga Waspada!

Hingga akhir Oktober, sebanyak 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara 306 Zona Musim (ZOM) telah resmi memasuki musim hujan.

ISTIMEWA
Merespon hasil analisis BMKG, terkait peningkatan potensi cuaca ekstrem di berbagai daerah, mulai dari hujan lebat, angin kencang hingga potensi dampak secara tidak langsung siklon tropis dari arah selatan Indonesia, BPBD Provinsi Bali melakukan sejumlah langkah guna mitigasi bencana. 

Dwikorita mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang bisa terjadi secara mendadak. Ketika hujan lebat turun disertai petir dan angin kencang, masyarakat disarankan untuk menjauhi area terbuka, pohon, atau bangunan yang rapuh.

Cuaca terik yang masih terjadi di beberapa wilayah juga memerlukan perhatian dengan menjaga asupan cairan tubuh dan menggunakan pelindung kulit. Selain itu, tambah dia, kesiapsiagaan terhadap potensi banjir, banjir bandang, dan tanah longsor perlu terus ditingkatkan, terutama di wilayah dengan topografi curam dan daerah aliran sungai.

“Apabila dapat dimitigasi dengan tepat, maka musim hujan dan puncak musim hujan yang diprediksi akan lebih panjang dari normalnya ini, akan menjadi bermanfaat bagi pertanian dan untuk mendukung ketahanan pangan,” tuturnya.

Sementara itu, Prakirawan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Diana Hikmah, menyampaikan bahwa pada peralihan musim hingga masuk musim hujan umumnya akan ada peningkatan curah hujan, angin kencang dan kejadian cuaca ekstrem lainnya.

Disinggung mengenai wilayah Bali? Diana mengatakan ketika angin baratan masuk ke wilayah Indonesia dan posisi matahari berada di selatan khatulistiwa umumnya akan ada potensi kejadian siklon tropis di perairan selatan Indonesia yang bersuhu muka laut hangat, terutama di dekat perairan Australia dan Samudera Hindia Selatan Sumatera - Jawa.

“Umumnya sebagian besar wilayah Bali dapat terdampak secara tidak langsung terhadap siklon tropis tersebut, namun wilayah pesisir selatan Pulau Bali lebih utama merasakan dampaknya, terutama terhadap kejadian angin kencang yang ditimbulkan,” ungkapnya.

Puncak musim hujan di Provinsi Bali akan terjadi pada Januari hingga Februari 2026 mendatang. “Berdasarkan data dari Stasiun Klimatologi Jembrana, puncak musim hujan di wilayah Bali diprediksi terjadi pada bulan Januari - Februari 2026,” imbuhnya.

Masyarakat diimbau agar selalu mewaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang serta selalu update kondisi cuaca terkini dari BMKG Bali

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi hujan sangat lebat disertai angin dan kilat petir, Senin (3/10).

Salah satu wilayah yang kemungkinan terdampak adalah Jembrana. BPBD Jembrana mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada terhadap dampak dari cuaca ekstrem

Sebab, peringatan cuaca ekstrem tersebut berpotensi menimbulkan banjir, banjir bandang, tanah longsor hingga pohon tumbang.

Menurut data yang diperoleh sebelumnya, wilayah Kabupaten Jembrana berpotensi mengalami sejumlah bencana. Seperti banjir, pohon tumbang, tanah longsor bahkan hingga tsunami di wilayah pesisir.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan ketika terjadi cuaca ekstrem.

Sebab, sejumlah bencana alam bisa saja terjadi dampak dari cuaca ekstrem. Apalagi BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem.

“Sesuai pemetaan kita, potensi bencana alamnya mulai dari tanah longsor, pohon tumbang hingga banjir juga. Jadi kami mohon kewaspadaannya sebagai antisipasi menghadapi cuaca ekstrem ini,” tegasnya. 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved