KESEHATAN
NYOMAN & Ketut Bakal Dapat Kesehatan Gratis, Bantah Stunting Naik di Bali, Dinkes: 25.000 Ibu Hamil
Untuk ibu hamil yang mengandung anak Nyoman dan Ketut dan akan lahir pada Januari 2026 sudah didata oleh Dinkes Bali.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Angka stunting di Provinsi Bali pada Tahun 2024 meningkat sebesar 8,7 persen atau naik dibanding Tahun 2023 sejumlah 7,2 persen.
Terjadi peningkatan, namun angka stunting di Bali masih termasuk paling rendah di seluruh Indonesia. Salah satu Kabupaten/Kota yang menjadi sorotan angka stunting adalah Kota Denpasar.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting mencapai 10,4 persen lebih besar dibandingkan Kabupaten Jembrana 7,5 persen.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali dr. I Nyoman Gede Anom mengatakan data dari SSGI adalah prevalensi bukan data riil anak yang stunting.
Ia mengklaim, angka stunting di Provinsi Bali 5,9 persen tahun 2024. Justru datanya menurun dibandingkan tahun 2023.
Anom memaparkan, data yang disampaikan SSGI adalah prevalensi yang memasukkan indikator lain. Seperti tidak punya jamban dan tidak ada air bersih. Selain itu, waktu anak lahir tidak ikut Keluarga Berencana (KB).
“Kalau dilihat data yang kita dapat, kita di angka 5,9 persen. Itu angka kecil. Turun dari tahun lalu ke 7,2. Tapi karena ada faktor lain yang masuk yang tadi saya sampaikan prevalensi jadi angka 8,7 persen,” jelasnya pada, Rabu (12/11).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui Dinkes Bali melakukan sensus ulang sebanyak 189 ribu balita di Bali untuk pengukuran ulang badan balita.
Pengukuran telah berjalan hingga 14 November. Sensus dilakukan karena dari pemerintah pusat tidak menggelar survei.
“Jadi kami sampaikan berapa hasilnya. Karena tahun 2025 tidak ada survei dari pusat. Tidak ada lagi survei. Kita adakan sendiri,” jelasnya.
Kemudian, untuk di Kota Denpasar terkait data prevalensi stunting di Denpasar tercatat 10,4 persen, namun Anom menampik karena data sebenarnya sebesar 1,5 persen stunting di Denpasar. Anom menjelaskan, kemungkinan data prevalensi Kota Denpasar tinggi karena pengaruh banyak pendatang di Denpasar.
“Itu dia (pendatang) tidak punya rumah. Nanti data paling update mungkin akhir November tahun 2025. Total semua, 189 ribu di Bali akan ukur semua,” jelasnya.
Adapun berdasarkan data prevalensi balita Pemprov Bali bermasalah gizi berdasarkan data SSGI tahun 2024 Kabupaten Jembrana dan Tabanan masing-masing sebesar 7,5 persen.
Kemudian Kabupaten Badung 7,2 persen, Gianyar 5,4 persen, Klungkung 5,2 persen, Bangli 8,3 persen. Sedangkan Kabupaten Karangasem 13 persen, Buleleng 14,8 persen, dan Kota Denpasar 10,4 persen. (sar)
| WASPADA ISPA di Bali Meningkat Selama 2 Bulan Terakhir, Tercatat 36 Ribu Kasus, Pahami Gejalanya! |
|
|---|
| Operasi Bariatrik Kian Diminati, Dokter Eka Rusdi Kenalkan Pengembangan Rusdi Method |
|
|---|
| TARGETKAN 1,5 Juta Jiwa di Bali, Program Cek Kesehatan Gratis Sasar 290 Siswa SMKN 2 Denpasar |
|
|---|
| CUCI Hidung: Langkah Sederhana yang Efektif Membantu Mengatasi Sinusitis |
|
|---|
| GANGGUAN Pendengaran pada Lansia Bisa Dipengaruhi oleh Tekanan Darah Tinggi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/orangtua-pergi-tinggalkan-bayinya-di-rsup-sanglah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.