bisnis

TAGIH Janji Kompensasi Blackout PLN, Ajus Linggih Sebut Belum Ada Kejelasan, Simak Beritanya!

Ajus Linggih yang juga Ketua HIPMI Bali mengharapkan PLN agar menyesuaikan dan beradaptasi dengan adat dan budaya Bali.

ISTIMEWA
Ketua Komisi II DPRD Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih dikenal Ajus Linggih ikut angkat bicara mengenai imbauan PLN soal penjor jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. 

Menurut Gung Cok, edukasi tentang jarak aman memang perlu, tetapi tidak boleh mengurangi makna sakral penjor sebagai simbol kemenangan dharma melawan adharma dalam tradisi Bali.

"Kalau imbauan nika bersifat positif menurut saya, tapi tidak seperti dalam arti menyampingkan tradisi dari orang Bali membuat penjor sekarang kan pas kabel PLN itu di depan rumah dan sejajar dengan rumah, pernah kejadian juga di Kerobokan kejadian terkena setrum pada saat membuka penjor," kata Gung Cok saat dikonfirmasi awak media di Denpasar, Senin, 17 November 2025.

Ia mengakui bahwa himbauan tersebut bertujuan mencegah kecelakaan, khususnya karena kasus tersetrum akibat penjor pernah terjadi. Namun, ia menegaskan pentingnya menjaga harmonisasi antara keselamatan dan pelestarian tradisi.

"Yang artinya penjor tersebut diupacarai, kalau menurut saya sich positif, agar tidak terjadi musibah atau kecelakaan," terangnya. Sebelumnya, Manager PLN UP3 Bali Utara, Elashinta, menyampaikan klarifikasi terkait imbauan yang sebelumnya disampaikan kepada masyarakat Bali mengenai jarak aman pemasangan penjor dari jaringan listrik, Kamis(13/11/2025).

Dalam penjelasannya, Elashinta menegaskan bahwa imbauan tersebut semata-mata ditujukan untuk menjaga keamanan, kenyamanan, dan keselamatan bersama, agar masyarakat dapat beribadah dengan khusyuk tanpa risiko bahaya seperti tersengat listrik.

“Imbauan ini kami sampaikan karena saat ini telah memasuki musim penghujan. Bambu penjor yang basah dapat menghantarkan arus listrik apabila terlalu dekat dengan jaringan. Kondisi tersebut tentu berpotensi menimbulkan bahaya, sehingga penting bagi kita semua untuk saling mengingatkan demi keselamatan masyarakat,” jelasnya.

Elashinta juga menegaskan, bahwa tidak ada sedikit pun niat untuk menyinggung adat dan budaya Bali dalam penyampaian imbauan tersebut.“Dengan penuh kerendahan hati, saya menyampaikan permohonan maaf apabila penyampaian tersebut menimbulkan kesalahpahaman atau menyinggung perasaan masyarakat Bali. Semata-mata, niat kami adalah memastikan seluruh umat dapat merayakan hari suci ini dengan aman dan damai,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Buleleng, Dewa Putu Budarsa, dalam pernyataan videonya menyampaikan dukungan atas pentingnya memperhatikan aspek keselamatan dalam pemasangan penjor tanpa mengurangi nilai adat dan makna sakralnya.

“Apa yang disampaikan sebenarnya adalah bentuk perhatian terhadap keselamatan bersama. Nilai-nilai budaya tetap kita junjung, namun keamanan masyarakat juga harus dijaga. Ini bukan hal yang bertentangan, justru saling melengkapi,” tutur Dewa Putu Budarsa.

Penegasan ini menjadi bentuk sinergi antara lembaga adat, dan pihak terkait untuk memastikan bahwa tradisi dan keselamatan dapat berjalan seiring, sehingga masyarakat dapat merayakan Hari Suci Galungan dan Kuningan dengan aman, tertib, dan penuh makna. (*)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved