Perkelahian di Bangli

HASIL Autopsi Korban Perkelahian Maut di Desa Songan, Pertarungan Beda Usia Berakhir Korban Jiwa!

Jero Sumadi usia 47 tahun, bersama dua saudaranya yang berusia 50 tahunan. Melawan Mangku Arta usia 29 dan saudaranya yang masih kepala 3.

Istimewa
TKP - Situasi terkini di TKP (tempat kejadian perkara) Banjar Tabu, Desa Songan, Bangli, Bali pasca bentrokan berdarah yang menewaskan kakak beradik, Senin 13 Oktober 2025. 

Humas RSUD Bangli, Kompyang Ari Wijaya saat dikonfirmasi terkait kondisi Ruslan, menjelaskan kemarin kondisi pasien stabil dan masih dirawat di ruang ICU.

“Sedikit lemah karena ada nyeri di daerah operasi yang masih terasa efek dari tindakan yang telah dilaksanakan kemarin, tanda-tanda vital juga stabil, serta untuk tanda dari pendarahan sudah tidak ada,” ujarnya. 

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun Tribun Bali di Mapolres Bangli, Senin (13/10), kejadian tersebut bermula pada Minggu (12/10) sekira pukul 07.46 Wita.

Awal dari adanya chat Messenger (Facebook) yang dilakukan oleh akun FB Zerro Semedhi milik Jero Sumadi yang dikirim ke akun messenger milik I Ketut Arta. Di mana dalam isi chat tersebut membahas permasalahan terkait penyetopan mobil Jeep, yang berujung Jero Sumadi menantang Ketut Arta untuk berkelahi.

Kemudian pada pukul 08.00 Wita, pada saat Ketut Arta melewati warung milik Jero Sumadi, dirinya diadang oleh Jero Sumadi, Ketut Kartawa dan I Wayan Ruslan dengan membawa sajam.

Namun Ketut Arta melarikan diri dan langsung menuju rumahnya untuk memberitahukan kepada kakaknya yang bernama I Jero Wage, tentang isi chat messenger yang dikirimkan Jero Sumadi. Juga memberitahukan bahwa dirinya juga sempat diadang ketiga korban. 

Selanjutnya, Ketut Arta, I Jero Wage berangkat dengan berjalan kaki menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP). I Jero Wage membawa senjata tajam berupa tombak, Ketut Arta membawa 2 bilah pedang, dan pada saat perjalanan menuju TKP, Ketut Arta memberikan satu pedangnya kepada I Nyoman Berisi.

Setibanya di TKP, Ketut Arta sempat diserang korban yang menyulut emosi para pelaku, dan akhirnya para pelaku menyerang para korban dengan senjata tajam yang dibawanya. Akibatnya dua orang yaitu Ketut Kartawa dan Jero Sumadi meninggal dunia, sedangkan I Wayan Ruslan alias Mangku Ruslan kritis dan saat ini dirawat di RSUD Bangli untuk mendapatkan penanganan medis.

Adapun tiga pelaku yang diamankan Satreskrim Polres Bangli, di antaranya I Ketut Arta alias Mangku Arta (29), Jero Wage (40) dan Mangku Berisi (33). Ketiganya berasal dari banjar yang sama dengan ketiga korban. 

PS Kasi Humas Polres Bangli, Iptu I Ketut Gede Ratwijaya seizin Kapolres AKBP James I.S. Rajagukguk menjelaskan, perkembangan terkait kasus, saat ini Satreskrim Polres Bangli menggelar autopsi terhadap korban meninggal dunia yang dilakukan di RSUP Prof Ngoerah. Selain itu, Sat Reskrim juga mendalami peran dari ketiga terduga pelaku. “Mudah-mudahan nanti ke depan dari hasil penyelidikan kasus ini lebih terang,” ujarnya.

Terkait situasi di TKP, Iptu Ratwijaya mengatakan, pihaknya masih melakukan penjagaan intensif dengan bekerja sama dengan aparat TNI. “Situasi di TKP, sesuai perintah Pak Kapolres personel masih siaga memantau situasi. Personil bersama TNI bergabung menjaga situasi,” ujarnya.

Kata dia, saat ini situasi di TKP telah kondusif. “Sementara hasil pemantauan personel yang ada di lapangan, dari tadi (kemarin) malam kondusif, masyarakat tidak terpengaruh lagi pada isu-isu yang berkembang. Namun demikian, personel tetap siaga sampai benar-benar kondusif,” tegasnya. 

Terkait motif, pihaknya belum bisa mengungkap, karena masih menunggu hasil penyidikan. “Motif, setelah hasil dari penyidikan ini, baru kami bisa infokan ke rekan-rekan, jadi kami minta agar menunggu sebentar,” ujarnya. (weg)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved