Human Interest Story
Menganyam Harapan di Balik Bambu Kukusan: Kisah Jatiasih, Si Guru Masa Depan dari Bangli
i Desa Kubu, Bangli, matahari pagi selalu menyambut Ni Made Jatiasih dengan aroma khas bau asap kayu bakar
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Semangat Jatiasih juga diamini oleh Wayan Sri yang menuturkan bahwa Jatiasih adalah anak yang rajin, memiliki jiwa sosial yang tinggi, dan suka membantu teman.
"Kesehariannya dari kelas 7 sampai sekarang tidak ada kendala. Anaknya rajin, tugas dikerjakan dengan baik, bisa tetap mengikuti pelajaran, tugas kelompok bisa berdiskusi," jelas Wayan Sri.
Meskipun pernah mengalami keterlambatan pembayaran sekolah, hal itu tidak menjadi kendala berarti karena ada bantuan PIP yang menunjang kelengkapan belajar Jatiasih.
Wayan Sri pun sangat mengapresiasi cita-cita Jatiasih menjadi guru.
"Dia sering melihat guru di sekolah, cara mengajar, membimbing, membina. Dia terkesan dan termotivasi jadi seorang guru," ucap dia.
Kisah Jatiasih menggambarkan harapan di hunian yang sederhana, seorang gadis muda sedang menganyam kukusan.
Bukan hanya sebagai alat masak, tetapi sebagai jembatan menuju kelas, tempat ia kelak akan berbagi ilmu dan membanggakan orangtuanya. (*)
Berita lainnya di Human Interest

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.