Bisnis

KURS Rupiah Diproyeksi Menguat Tipis, Amerika Serikat Rilis Inflasi untuk September Naik 0,2 Persen

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun bertahan di sekitar 4%, menandakan tekanan kenaikan biaya dan dolar AS mereda. 

KONTAN/CHEPPY A. MUCHLIS 
UANG PECAHAN – Sekadar mengingatkan, berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,16% secara harian ke Rp 16.602 per dolar AS pada Jumat (24/10). Adapun mengacu Jisdor Bank Indonesia (BI) rupiah menguat 0,09% secara harian ke level Rp 16.630 per dolar AS.  

“Kombinasi penurunan imbal hasil dan penguatan pasar saham lazimnya menarik aliran dana portofolio dan membantu menahan volatilitas rupiah pada awal pekan,” ucap Josua. 

Di sisi lain, Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi bilang, sentimen dari China bisa turut mempengaruhi rupiah.

Ia mengatakan bahwa Partai Komunis China meluncurkan rencana ekonomi lima tahun baru yang menekankan manufaktur canggih, kemandirian teknologi, dan permintaan domestik yang lebih kuat.

Kerangka kebijakan tersebut memperkuat optimisme bahwa Beijing berkomitmen untuk mempertahankan pertumbuhan melalui reformasi struktural dan inovasi.

Karena itu, Ibrahim memperkirakan, rupiah bergerak fluktuatif dalam rentang Rp 16.600-Rp 16.650 per dolar AS pada Senin (27/10).

Sedangkan, Josua memproyeksikan, rupiah berada dalam kisaran-susun dengan bias menguat tipis di Rp 16.550 – Rp 16.680 per dolar AS. (kontan)

Sumber: Kontan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved