Demo di Bali
DEMO di Buleleng, Perbaikan Infrastruktur Hingga Pendidikan di Buleleng Masuk Tuntutan Mahasiswa
Walaupun hanya belasan mahasiswa yang datang, namun di luar gedung DPRD terlihat sejumlah anggota kepolisian yang berjaga.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan diri, Cipayung Buleleng mendatangi Kantor DPRD Buleleng, Senin (1/9/2025).
Kedatangan mereka untuk audiensi dan menyampaikan, berbagai aspirasi serta keresahan yang dialami. Salah satunya mengenai perbaikan pada sektor pendidikan dan infrastruktur di Buleleng.
Cipayung Buleleng ini terdiri dari tiga organisasi mahasiswa. Di antaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Singaraja, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Buleleng dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Buleleng.
Baca juga: KOSTER Serukan Bali Harus Aman Pasca Demo Anarkis, Gubernur Pimpin Gelar Agung Pecalang di Renon
Baca juga: AKHIRNYA Pelaku Tabrak Lari Aipda Sudi Tertangkap! Satlantas Ungkap Berupaya Hilangkan Jejaknya
Walaupun hanya belasan mahasiswa yang datang, namun di luar gedung DPRD terlihat sejumlah anggota kepolisian yang berjaga.
Yang menarik adalah, kegiatan penyampaian aspirasi ini dihadiri pimpinan dan anggota DPRD Buleleng sebanyak 35 orang dari total 45 anggota DPRD. Mereka terlihat serius mendengarkan tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa.
Tak hanya itu, audiensi juga dihadiri Kapolres Buleleng, AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi dan Kasdim Buleleng, Mayor Inf. Gede Nariada.
Total ada lima tuntuan yang disampaikan pada saat itu. Meliputi Penegakan hukum yang adil dalam kasus kematian Afan Kurniawan dan perbaikan prosedur penanganan massa.
Penolakan terhadap kenaikan tunjangan DPR RI, sebagai cerminan krisis empati dan efisiensi anggaran. Evaluasi komperhensif terhadap UU Polri dan UU TNI untuk menjaga marwah demokrasi.
Desakan percepatan pengesahan RUU Perampasan Aset, sebagai instrumen vital pemberantasan korupsi, dan Perbaikan fundamental dalam sektor pendidikan dan infrastruktur di Kabupaten Buleleng.
Tak hanya menyampaikan tuntutan, mahasiswa juga memberikan pandangannya terhadap tuntutan tersebut melalui kajian yang telah dilakukan. Bahkan mahasiswa juga memberikan rekomendasi solusi atas tuntutan itu.
"Kita mengkaji lima isu itu tiga hari tiga malam. Dengan kajian akademis, dengan sumber-sumber yang bisa dipercaya. Dan itulah hasil yang bisa kita sampaikan dalam diskusi audiensi pada hari ini," ucap Sekretaris Umum IMM Buleleng, Awang Yonar.
Mengenai isu lokal yang juga masuk dalam tuntutan, Awang mengatakan pendidikan dan infrastruktur merupakan dua pilar penting pembangunan daerah, khususnya Buleleng.
Banyaknya jalan maupun trotoar yang rusak tentu menghambat konektifitas. Ia juga menyinggung ihwal kurangnya jumlah Penerangan Jalan Umum (PJU) di Buleleng, yang diduga menjadi penyebab banyaknya kasus kecelakaan akhir-akhir ini.
Sementara Ketua Umum HMI Cabang Singaraja, Didit Kurniadi menambahkan, khususnya di sektor pendidikan pihaknya merasa miris melihat banyaknya siswa yang tidak bisa baca-tulis. Padahal Singaraja merupakan kota pendidikan.
"Kita tidak kekurangan akademisi di Singaraja. Bahkan kampus di Singaraja pun kampus pendidikan. Kenapa dengan adanya kampus seperti itu masih banyak siswa-siswa yang tidak bisa membaca dan menulis? Kita terbuka apabila pemerintah ingin diskusi, bahkan siapa untuk turun membantu siswa yang tidak bisa baca-tulis," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.