Simpang Ring Banjar
Ritual Khusus Sasih Kelima Banjar Kesian, Hindarkan Masyarakat dari Wabah Penyakit
Setiap sasih kelima, desa adat di Bali menggelar ritual khusus untuk menangkal kekuatan negatif
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Irma Budiarti
Mulai dari penabuh dewasa, pemuda hingga anak-anak.
Hal ini juga secara tidak langsung, telah mengindarkan generasi muda dari hal negatif.
Lestarinya kesenian di Banjar Kesian, tidak luput dari peran seorang warganya, I Putu Agus Eka Permana.
Ia merupakan warga yang berperan dalam menghindarkan generasi muda setempat dari hal negatif.
Dengan kegigihan dan tanggung jawabnya dalam bidang seni, Gus Eka sapaanya, telah membangkitkan minat seni generasi muda setempat.
Dimana sebelumnya, waktu luang mereka hanya habiskan dengan nongkrong di sisi jalan.
Namun saat ini, beralih ke kegiatan berlatih gamelan.
“Ini bentuk pegabdian saya pada banjar. Saya tidak bisa memberikan apa-apa, selain menyalurkan kemampuan seni yang saya miliki. Astungkara, apa yang saya lakukan berguna bagi banjar dan masyarakat,” ujar Gus Eka. (*)