Simpang Ring Banjar

Ritual Khusus Sasih Kelima Banjar Kesian, Hindarkan Masyarakat dari Wabah Penyakit

Setiap sasih kelima, desa adat di Bali menggelar ritual khusus untuk menangkal kekuatan negatif

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Irma Budiarti
Istimewa
Aktivitas berkesenian generasi muda di Banjar Kesian, Desa Lebih, Gianyar. Suasana Bali sangat kental di Banjar Kesian, Desa Lebih, Gianyar, dengan bangunan-bangunan berarsitektur khas Bali, dan pepohan di pinggir jalan, Kamis (9/8/2018). 

Mulai dari penabuh dewasa, pemuda hingga anak-anak.

Hal ini juga secara tidak langsung, telah mengindarkan generasi muda dari hal negatif.

Lestarinya kesenian di Banjar Kesian, tidak luput dari peran seorang warganya, I Putu Agus Eka Permana.

Ia merupakan warga yang berperan dalam menghindarkan generasi muda setempat dari hal negatif.

Dengan kegigihan dan tanggung jawabnya dalam bidang seni, Gus Eka sapaanya, telah membangkitkan minat seni generasi muda setempat.

Dimana sebelumnya, waktu luang mereka hanya habiskan dengan nongkrong di sisi jalan.

Namun saat ini, beralih ke kegiatan berlatih gamelan.

“Ini bentuk pegabdian saya pada banjar. Saya tidak bisa memberikan apa-apa, selain menyalurkan kemampuan seni yang saya miliki. Astungkara, apa yang saya lakukan berguna bagi banjar dan masyarakat,” ujar Gus Eka. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved