Untuk Pertama Kalinya, Jumlah Lansia di Dunia Lebih Tinggi daripada Balita, Apa Dampaknya?

Menurut Perserikatan Bangsa-bangsa untuk pertama kalinya dalam sejarah,jumlah orang tua berusia 65 tahun ke atas di dunia lebih banyak daripada balita

Istimewa
Ilustrasi Lansia 

Di negara-negara ini, perempuan kerap punya anak di usia yang lebih tua, maka jumlah anak mereka secara keseluruhan juga lebih sedikit.

Manula di Jepang hampir mencapai jumlah sepertiga populasi mereka, sementara angka kelahiran terus menurun.
Standar yang lebih baik berarti orang bisa hidup lebih lama di negara-negara ini.

Contoh terbaiknya adalah Jepang, di mana usia harapan hidup bisa mencapai 84 tahun. Angka ini merupakan yang tertinggi di dunia.

Jumlah manula di Jepang juga mencapai 27 persen dari total populasi di tahun 2018. Ini juga merupakan yang tertinggi di dunia.

Jumlah balita di Jepang? Sekitar 3,85% menurut PBB.

Tantangan ganda ini membuat pihak berwenang di Jepang khawatir, dan tahun lalu pemerintah mengumumkan peningkatan usia pensiun dari 65 ke 70 tahun.

Baca: 40 Tahun Berkarir di Musik, Ebiet G Ade Jarang Berkolaborasi dengan Penyanyi Lain Ini Sebabnya

Baca: Kisah Pria Nikahi Wanita Pujaannya Hanya Bertahan 24 Jam, Istri Meninggal & Tinggalkan Momen Pilu

Kalau memang ini akan diterapkan, usia pensiun di Jepang akan menjadi yang tertua di dunia.

Namun populasi yang timpang ini juga mengancam negara berkembang.

Cina dengan jumlah 10,6% dari populasi, memiliki jumlah manula lebih rendah daripada Jepang tapi berkat program keluarga berencana yang ketat diterapkan sejak 1970-an, jumlah kelahiran anak negeri itu juga rendah, yaitu 1,6 anak per tahun.

Jumlah balita di Cina kurang dari 6% dari total populasi.

Banyak negara Afrika punya angka kelahiran tinggi, tapi dengan angka kematian anak yang juga tinggi
Jumlah anak versus kualitas hidup.

Negara-negara Afrika merupakan contoh terbaik dilema antara kuantitas versus kualitas dalam soal angka kelahiran karena dominasi mereka dalam hal jumlah kelahiran.

Contohnya Niger yang merupakan "negara paling subur di dunia" dengan jumlah rata-rata kelahiran 7,2 per perempuan pada tahun 2017.

Namun Niger juga memiliki angka kematian anak tertinggi yaitu 85 per seribu kelahiran. Ini merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Sejumlah besar negara tak bisa mencapai ambang batas tingkat kelahiran 2,1 per perempuan agar masyarakatnya bisa tetap bertahan.

Baca: Denpasar Target Raih 4 Medali Emas di Cabor Basket Pada Porprov Bali 2019

Baca: Tak Terlihat Ada Pembenahan, Lapangan Sepakbola Debes Tak Terurus Jelang Porprov Bali XIV di Tabanan

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved