Nelayan Hilang
Tragedi Hilangnya Para Nelayan dan Cerita Kepala Pos SAR Tentang Arus Bawah Laut Buleleng
Sejak Maret hingga Agustus ini, ada empat nelayan yang dinyatakan hilang saat sedang mencari ikan.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Rizki Laelani
Tragedi Hilangnya Para Nelayan dan Cerita Kepala Pos SAR Tentang Arus Bawah Laut Buleleng
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Sejak Maret hingga Agustus ini, ada empat nelayan yang dinyatakan hilang saat sedang mencari ikan.
Kasus pertama dialami oleh Putu Sukerta. Pria berusia 50 tahun itu hilang saat melakukan aktivitas memancing diperairan kawasan Pura Segara Rupek, pada Rabu (27/3/2019).
Kasus kedua, dialami Kadek Ariasa (32). Pria asal Banjar Anyar, Desa Anturan, Buleleng itu hilang saat tengah mencari ikan pada Senin (13/5/2019).
Sementara perahunya ditemukan di perairan Desa/Kecamatan Kubutambahan dengan kondisi tanpa awak.
Peristiwa serupa juga menimpa seorang nelayan bernama Ketut Suwiana (51).
• Seharusnya Sekitar 40 Detik Sudah Muncul, Made Pinca Hilang Saat Menyelam di Kedalaman 6 Meter
• Prajurit Yonzipur 18/YKR Persembahkan 12 Ekor Hewan Kurban, Begini Kebersamaan Saat di Asrama
• WN Belanda Tanpa Dokumen Dideportasi
Warga asal Banjar Dinas Kawanan, Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini hilang saat melaut di perairan Desa Penuktukan, Kecamatan pada Senin (20/5/2019).
Perahunya juga ditemukan dalam kondisi tanpa awak, terombang ambing di tengah laut desa Penuktukan.
Dan kali ini, dialami oleh nelayan bernama Made Pica.
Kepala Pos SAR Buleleng, Dewa Putu Hendri Gunawan tidak menampik, ketiga nelayan yang hilang sebelumnya, hingga saat ini belum berhasil ditemukan.
• Arya Wedakarna Bereaksi Tempat Suci Dilecehkan, Langsung Kirim Pesan Khusus Pada Pelaku
• Sepasang Bule Lecehkan Tempat Suci Umat Hindu, Pengelola Monkey Forest Ubud Siapkan Langkah Ini
• Boven Digul Tempatnya Musuh Pemerintah Kolonial, Perlawanan Bung Hatta dan Sjahrir
• SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Trans7 MotoGP Austria 2019, Bisa Nonton di Smartphone
Namun ia berharap korban kali ini (Made Pica,red) dapat ditemukan dalam kondisi selamat.
"Ya seusai Sesuai SOP, pencarian memamg hanya dapat dilakukan selama tujuh hari. Namun, bila nelayan di desa setempat menemukan ciri-ciri korban, maka Tim Basarnas dapat membantu melakukan evakuasi," terangnya.
Imbuh Hendri, ada banyak faktor yang menyebabkan hilangnya para nelayan ini.
Seperti faktor cuaca, arah arus, dan pelindung diri yang kurang.
"Arus di dalam air itu kan tidak bisa terpantau. Ketika arus dipermukan mengarah ke timur, belum tentu arus di dalam mengarah ke timur juga. Bisa jadi arusnya ke arah barat, sehingga nelayan yang menyelam itu terseret arus," jelasnya. (*)
