29 Anak Panti Dikembalikan ke Orangtua, Yayasan Tutup Panti Asuhan Pasca Kasus Pencabulan
Pihak yayasan akhirnya menutup Panti Asuhan Benih Kasih di Kecamatan Gerokgak, Buleleng, setelah terkuaknya kasus pencabulan yang dilakukan
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ady Sucipto
Pilipus mengaku mencabuli ketiga korban saat malam hari agar tidak diketahui oleh istrinya.
Sementara tempatnya berbeda-beda. Kadang di kamar mandi, di kamar, dan kadang pula di studio musik yang ada di panti asuhan tersebut.
"Yang perlu diluruskan, pelaku Kadek Pilipus ini bukan ketua yayasan. Dia adalah Ketua LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak). Jadi LKSA ini ada di bawah naungan yayasan selaku pemberi dana," terang Sandhiyasa.
Disebutkan, 33 anak panti itu tidak seluruhnya tinggal di dalam asrama.
Ada 18 anak di antaranya yang masih tetap tinggal bersama orangtuanya, seperti korban R (16) dan S (14).
Pihak panti, kata Sandhiyasa, hanya membantu mereka yang tergolong kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan di bangku sekolah, serta memberikan pelatihan keterampilan.
Namun di hari-hari tertentu, saat pelatihan musik berlangsung hingga larut malam, mereka pun memutuskan untuk bermalam di panti tersebut.
Kesempatan itulah yang digunakan oleh pelaku Kadek Pilipus untuk mencabuli R dan S.
"Sementara 15 anak sisanya, mereka memang tinggal di panti asuhan tersebut, karena lokasi rumahnya yang cukup jauh, serta orangtuanya yang sama sekali memang tidak mampu untuk menghidupi anaknya.
Nah korban N inilah yang sempat tinggal di sana. Namun sekarang dia sudah keluar dari panti itu karena sudah tamat sekolah, dan saat ini sudah menikah," jelasnya.
Sandhiyasa pun menyebutkan, panti asuhan itu memiliki badan hukum yang sah dari kementerian.
Izin operasionalnya tercatat berlaku hingga tahun 2020 mendatang.
Namun karena terjerat kasus ini, pihak yayasan menutup segala aktivitas yang ada di panti asuhan tersebut.
Berkaca dari kasus ini, Sandhiyasa mengaku pihaknya sudah bekerjasama dengan Sakti Peksos, untuk melakukan pembinaan dan pengawasan di 17 panti asuhan yang ada di Buleleng.
"Kalau yayasan ada keinginan untuk memperbaiki susunan pengurus, kami merekomendasi agar panti ini tetap lanjut.
Kasian anak-anak itu, secara manusiawi mereka juga harus dipelihara.
Meski mereka sudah dikembalikan ke orangtuanya, untuk masalah sekolah sudah kami urus, dan sudah kami carikan sekolah yang jaraknya dekat dengan rumahnya," tutup Sandhiyasa. (*)