Warga Ringdikit Buleleng Ancam Demo, Krisis Air Bersih Karena Air PDAM Mati Sejak Sebulan Lalu
Kendati sudah memasuki musim hujan, sekitar 2.000 warga di Desa Ringdikit Buleleng, masih kesulitan mendapatkan air bersih, ini disebabkan air mati
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Irma Budiarti
Bila dalam lima hari ke depan PDAM tidak mampu menangangi kondisi ini, Suwiyasa mengancam akan melakukan demo bersama warga lainnya yang terdampak.
• Ria Irawan Meninggal Dunia Pukul 04.00 Shubuh di RSCM, Ini Riwayat Penyakit Kanker yang Dideritanya
• Di Era Digital, 8 Profesi Ini Masih Sangat Dibutuhkan Tahun 2020, Berminat Menggelutinya?
"Yang terdampak itu di Banjar Kawan, Kajanan dan Kelod, sekitar 2.000 warga. Kami mau lihat dulu bagaimana pergerakan aparat desa dan pihak PDAM. Kalau tidak ada tindakan untuk menangani masalah ini, tanggal 10 nanti kami semua akan demo," katanya.
Dirut PDAM Buleleng yang kini disebut Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng, Made Lestariana yang dikonfirmasi mengklaim, kondisi ini terjadi karena adanya pipa transmisi dari sumber air di Desa Bestala dan Rangdu yang berfungsi untuk mengalirkan air ke Desa Ringdikit bocor.
Disamping itu, debit air juga menurun hingga 25 persen.
"Posisi Desa Ringdikit itu memang hampir sejajar dengan reservoirnya. Karena masih menggunakan sistem gravitasi, sehingga air itu mengalir dulu ke daerah yang lebih rendah. Sementara di Ringdikit, saat jam-jam puncak pasti mati. Kalau malam air jarang ada yang pakai, baru airnya bisa menyala di Ringdikit," jelasnya.
Lestariana menyebut, pihaknya sudah memberikan solusi jangka pendek, berupa memberikan pelayanan melalui truk tangki gratis.
Sementara untuk solusi jangka panjang, pihaknya saat ini sedang membangun reservoir di wilayah Desa Rangdu.
"Mudah-mudahan dalam waktu cepat reservoir di Rangdu selesai dibangun, agar cepat bisa melayani masyarakat di Desa Ringdikit. Kami juga saat ini sedang memperbaiki pipa-pipa yang bocor itu," tutupnya.
(*)