Kepala BB Vet Duga Kematian Babi di Badung karena Cuaca, Masih Tunggu Hasil Pengujian di Medan
Kepala Balai Besar Veteriner Denpasar, I Wayan Masa Tenaya mengaku sudah turun ke lapangan untuk melakukan pengambilan sampel terhadap babi yang mati
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Sebelum sampai pada hasil, ia menyarankan sebaiknya peternak memotong siklus penularan penyakit melalui bio security dan bio safety.
Seperti kalau ada babi yang sakit dilaporkan, sebaiknya diisolasi dengan memindahkan dan menjauhkan dari kelompok babi yang sehat.
Sedangkan jika babi itu sampai mati harus segera dikuburkan dan kandangnya dibersihkan dengan disinfektan, serta jangan langsung diisi babi yang baru.
Langkah lain termasuk menyediakan tempat mencuci dengan disinfektan bagi orang sebelum masuk ke kandang babi
Wirata menyampaikan hampir seluruh gejala penyakit pada hewan gejalanya sama, kecuali ada gejala khas, misalnya antraks terjadi pendarahan di semua lubang.
Sehingga untuk mengetahui penyakitnya perlu dilakukan pengujian laboratorium.
Khusus untuk penyakit ASF, kata dia, biasanya tingkat kematian babi sangat tinggi, jumlahnya mencapai ribuan ekor.
Sedangkan di Bali sifatnya masih sporadis, tidak serentak dan mewabah.
Menurut dugaannya kemungkinan matinya babi itu terjadi karena pengaruh cuaca. (*)