Hujan Lebat dan Angin Kencang Iringi Melasti Karya di Batukaru, Belasan Ribu Pemedek Tetap Antusias

Selain itu, selama proses pemelastian ini juga tan wenang kewatangan. Artinya jalur ini tidak boleh dilalui jenazah, untuk semua umat tak terkecuali

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Iringan Melasti Karya Agung Pengurip Gumi saat melewati Jembatan Demung dan menuju Pura Luhur Tanah Lot, Kecamatan Kediri, yang terbuat dari Bambu, Kamis (30/1/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN  - Belasan ribu warga ikut mengiringi Ida Bhatara saat prosesi Melasti Karya Agung Pengurip Gumi dari Pura Luhur Batukau ke Pura Luhur Tanah Lot pada Hari kedua, Kamis (30/1/2020).

Iringan melasti juga diiringi dengan guyuran hujan lebat dan angin kencang.

Di Hari kedua, tepatnya pukul 16.30 Wita, iringan Ida Bhatara sudah sampai di Pura Luhur Tanah Lot.

Menurut pantauan, setelah Ida mererepan (menginap) di Pura Puseh Kota Tabanan, iringan melasti diawali dengan menuju Pura Puseh Demung, Kecamatan Kediri.

Ketut Suparta Sodomi Wanita 32 Tahun di Kamar Kos Kuta Bali, Korban Lapor karena Tak Tahan Sakit

Sampai di Lokasi dan Hendak Tempel Paket Sabu, Anjar Ditangkap Polisi

Kasus DBD Kembali Terjadi Di Banjar Piakan Abiansemal, Dinkes Sebut Akhir Januari Terdapat 56 Kasus

Dalam perjalanannya, Ida Bhatara kembali melewati satu sungai aliran Tukad Yeh Panahan menuju Pura Puseh Demung, Kecamatan Kediri.

Dari Pura Puseh Tabanan, iringan melasti bergerak melalui simpang Gerokgak dan di pertigaan utara GOR Debes menuju ke timur atau ke Jembatan Demung.

Di sana Ida Bhatara melewati sebuah jembatan bambu yang sebelumnya sudah disediakan untuk melewati aliran Tukad Yeh Panahan atau Tukad Demung.

Di Pura Puseh Demung, Ida Bhatara mesandekan (simpang) kemudian melanjutkan perjalanan menuju Pura Luhur Tanah Lot.

Menhan Prabowo Subianto Temui Menhan Rusia, Ini yang Dibicarakan

CCTV di Ruang Ini Rekam Detik-detik Ambruknya Lina, Aktivitas 4 Orang Tertangkap Kamera

OPD Hingga Kecamatan di Bangli Akan Diberikan Bimtek Mengenai Keprotokolan

Sebelum sampai di Pura Luhur Tanah Lot, iringan melasti akan melewati beberapa desa seperti Desa Nyitdah, Belalang, kemudian sampai hingga Ulun Desa Beraban.

Setibanya di Desa Beraban, Ida Bhatara kembali simpang di Pura Luhur Dangin Bingin.

Selanjutnya, melanjutkan prosesi melasti menuju Pura Luhur Tanah Lot. Saat perjalanan menuju Pura Luhur Tanah Lot, Ida Bhatara diiringi dengan hujan yang lebat dan disertai angin kencang.

Akibat Virus Corona, Tenaga Kerja Pariwisata di Bali Terancam Alami PHK  

Prostitusi di Apartemen Kalibata City Pakai Modus Beda, Tidak Lagi Pakai Pakaian Terbuka

Standing Water Detector Akan Diuji Coba di Runway Bandara I Gusti Ngurah Rai

Upacaranya cukup besar, setelah sampai di Tanah Lot upacara akan diawali dengan Upacara Tawur Labuh Gentuh, kemudian dilanjutkan dengan Padudusan Agung, hingga mapekelem.

Setelah itu, barulah beliau akan munggah (naik) ke Pura Luhur Tanah Lot dengan melantaran Kerbau.

"Prosesnya cukup panjang, kira-kira agak sore beliau (Ida Bhatara) akan kembali dari Tanah Lot menuju Tabanan melalui jalur sebelumnya. Sampai di Tabanan kira-kira sudah malam sehingga beliau mererepan (menginap) di Pura Puseh Tabanan," kata Ketua Panitia I Karya Agung Pengurip Gumi, I Wayan Arya.

"Besok paginya, Jumat (31/1/2020), dia melanjutkan, akan dilanjutkan perjalanan menuju Pura Luhur Batukau, sebelum tiba di sana akan simpang di Pura Puseh Penatahan, baru menuju Desa Tengkudak."

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved