Januari 2020 Ada 18 Kasus DBD di Tabanan, Anggaran Fogging Rp 800 Juta
Awal tahun 2020 selama bulan Januari, tercatat ada 18 kasus DBD yang terjadi di Tabanan
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Januari 2020 Ada 18 Kasus DBD di Tabanan, Anggaran Fogging Rp 800 Juta
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Musim pancaroba atau peralihan musim memang jadi situasi yang harus diwaspadai.
Sebab, penyakit yang salah satunya kerap menyerang adalah demam berdarah dengue (DBD).
Penyakit ini disebabkan gigitan nyamuk jenis Aedes Aegypti.
Untuk itu, masyarakat harus selalu menjaga perilaku hidup bersih, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan gencar melakukan kegiatan Menutup, Mengubur, dan Menanam (3M).
Awal tahun 2020 selama bulan Januari, tercatat ada 18 kasus DBD yang terjadi di Tabanan.
Kewaspadaan masyarakat harus lebih ditinggkatkan, sebab tahun 2019 lalu, jumlah kasus yang ditemukan meningkat jauh dari tahun 2018, sebanyak 300 persen.
Tahun 2019 lalu tercatat ada 172 kasus, sedangkan 2018 lalu hanya ada 44 kasus.
Selama bulan Januari 2020 lalu sudah ditemukan 18 kasus.
Dinas Kesehatan juga mengakui telah melakukan fogging dengan menyiapkan anggaran Rp 800 juta, termasuk anggaran operasional.
"Selama bulan Januari lalu, ada 18 kasus yang ditemukan. Tapi kami juga sudah antisipasi dengan sosialisasi ke masyarakat agar menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat," Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suramika, Minggu (16/2/2020).
Suratmika menjelaskan, banyak faktor penyebab wabah DBD menyerang.
Selain peralihan musim, padatnya penduduk dan kurangnya menjaga kebersihan sanitasi juga menjadi penyebab.
• Musim Pancaroba, Denpasar Barat dan Selatan Waspada Demam Berdarah
• Waspada! 382 Orang di Bali Positif Demam Berdarah, Sudah Tersebar di Sembilan Kecamatan di Buleleng
Masyarakat juga harus rutin menggelar kegiatan 3M, yakni Menutup rapat-rapat tempat yang berpotensi menampung air sehingga nyamuk dewasa Aedes Aegypti tidak bisa bertelur, Menguras secara rutin bak mandi atau tempat penampungan air sehingga tidak jadi sarang nyamuk, dan Mengubur barang-barang yang bisa menampung air dan tidak digunakan lagi.
“Solusi awal yang memang sudah rutin dilakukan adalah dengan fogging di lokasi yang ditemukan ada warga menderita positif DBD. Kemudian masyarakat juga harus menjaga kebersihan dan rutin menggelar 3M untuk membunuh atau membasmi nyamuk penular virus DBD agar tidak mudah berkembang. Apalagi sebelumnya sempat kemarau panjang,” jelasnya.
