Corona di Bali
Tunggu Arahan Kemendikbud, Koster Belum Dapat Pastikan Waktu Pembukaan Sekolah agar Bisa Tatap Muka
Dirinya mengaku masih menunggu arahan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster mengaku belum bisa memastikan kapan rencananya sekolah akan dibuka di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Dirinya mengaku masih menunggu arahan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
"Kalau untuk pendidikan kita akan mengikuti kebijakan dari Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan," kata Koster usai menyerahkan Bantuan Sosial Tunai Sumbangan Pembinaan Pendidikan (BST-SPP) di Gedung Wiswa Sabha Kantor Gubernur Bali, Kamis (4/6/2020).
Koster menduga, belum adanya arahan dari Kemendikbud RI karena sampai saat ini kasus kenaikan pasien positif Covid-19 di provinsi lain seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta masih tinggi.
• Suwirta Kaget Transmisi Lokal di Klungkung Meluas, Satu Petani dan 3 Kerabat Mantan Pejabat Positif
• Koster Buka Kantor Pemerintahan & Pelayanan Publik di Bali Besok, ASN Akan Ngantor Secara Bergiliran
• Mencuri Sejak 2019 di TKP yang Sama, Gede Loleng Dijuk Polisi
Berbeda dengan di Bali yang angka kenaikan kasus positif Covid-19 sudah mulai melandai.
Meski belum ada arahan untuk membuka sekolah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka, Koster mengaku pihaknya sudah menyiapkan protokol tatanan kehidupan era baru di sektor pendidikan.
"Begitu nanti (sekolah) dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, kita akan menerapkannya di Bali dengan protokol yang sudah disiapkan," kata dia.
Karena masih menunggu petunjuk dari Kemendikbud RI, sampai saat ini sistem pembelajaran siswa di Bali masih menggunakan metode daring (online).
Koster menyebut pembelajaran melalui daring ini memang terdapat kekurangannya, apalagi baru dilaksanakan untuk pertama kali.
Maka dari itu, Koster mengaku akan melakukan evaluasi terhadap pembelajaran via daring tersebut.
Baginya, dengan adanya pandemi Covid-19 dan diharuskan menerapkan sistem pembelajaran daring, dunia pendidikan di Bali akhirnya mendapatkan sumber pembelajaran yang baru.
"Jadi ke depan metode pembelajaran memang sudah harus dikombinasikan antara metode konvensional dengan metode daring," tuturnya. (*)