Kisah Bayi Alami Jantung Bocor yang Dirawat Sang Nenek, Ayah ODGJ dan Ibu Pulang ke Rumah Bajang
Sang ayah bayi Made Alit Guna Artana, mengalami gangguan jiwa dan harus dirawat di Rumah sakit jiwa.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Warga Banjar Ayung, Kelurahan Semarapura Klod, Klungkung, Ni Kadek Sri Asih (60) tetap berupaya tegar, untuk merawat cucu kesayangannya Ni Kadek Ayu Padmini.
Di usia senjanya, ia harus merawat cucunya yang menderita kelainan bawaan jantung bocor.
Sang ayah bayi Made Alit Guna Artana, mengalami gangguan jiwa dan harus dirawat di Rumah sakit jiwa.
Sedangkan ibunya, Ni Putu Eka Sudiarningsih sudah kembali pulang ke rumah orang tuanya (bajang), sejak Kadek Ayu masih berumur tujuh bulan.
• Koster Keluarkan Syarat bagi Wisatawan Nusantara ke Bali, Wajib Bawa Surat Keterangan Bebas Covid-19
• Pemkab Buleleng Krisis Pejabat Fungsional Pengadaan Barang dan Jasa
• Ashanty Akui Pernah Bertengkar Hebat hingga Usir Aurel Hermansyah Saat di Bali, Ada Apa?
" Cucu saya sudah mengalami jantung bocor sejak dari lahir," ungkap Ni Kadek Sri Asih, Selasa (28/7/2020).
Ni Kadek Sri Asih yang sebelumnya bekerja dengan membuat banten di Griya, harus meninggalkan pekerjaannya demi merawat sang cucu.
Semua berawal ketika ayah sang bayi Made Alit Guna Artana, yang mengalami gangguan jiwa sejak 5 tahun lalu dan sering bolak-balik rumah sakit jiwa.
Tiga bulan lalu, Made Alit tiba-tiba kembali kambuh, hingga harus dirawat di RSJ Provinsi Bali.
" Sehingga saya yang harus merawat cucu saya. Sedangkan ibunya, sudah pulang ke rumah asalnya (bajang) di Banjar Jro Agung, Gelgel sejak cucu saya berumur tujuh bulan, dengan mengajak kakak kandungnya (Ni Luh Gede Arika Putri) yang berumur lima tahun," ungkap Sri Asih.
Selain menderita kelainan jantung bocor, Kadek Ayu ternyata juga memiliki riwayat penyakit penyempitan pernapasan.
Dengan kondisinya itu, ia harus sering kontrol ke RSUP Sanglah setiap bulannya.
Sebelumnya, Kadek Sri Asih masih dibantu putrinya, Ni Ketut Astiti dalam membiayai perawatan Kadek Ayu.
Hanya saja karena pandemi Covid-19, Ketut Astiti terkena PHK dari tempatnya bekerja, sehingga tidak banyak membantu.
Kadek Sri Asih pun kebingungan, karena dirinya juga sudah tidak bekerja lagi demi merawat sang cucu.
• Distan Denpasar Siapkan 12 Tim Dokter Periksa Kesehatan Hewan Kurban
• Kantor BUMN dan PT Antam Tbk Catat Kasus Terbanyak Covid-19, Ini Daftar Klaster Kantor Pemerintahan
• Tiga Paket Pelatihan Disnakertrans Tabanan Mulai Dijalankan, Melanjutkan Materi Sebelum Covid-19
" Cucu saya harus kontrol secara rutin ke RSUP Sanglah. Setiap bulan bisa dua hingga tiga kali tergantung pemanggilan dari dokter. Sementara saya dan putri saya sudah berhenti bekerja," ungkapnya.