Tips Sehat untuk Anda
Harganya Mencapai Miliaran Rupiah, Berikut 4 Penyebab Saffron Jadi Rempah Termahal di Dunia
Saffron yang banyak tumbuh di daerah Iran dan Kashmir ini punya harga mahal karena beragam faktor. Berikut 4 alasan saffron mahal
TRIBUN-BALI.COM - Dikutip dari Business Insider, saffron adalah putik bunga Crocus sativus atau lebih dikenal sebagai saffron crocus.
Saffron merupakan rempah dan pewarna alami makanan yang harganya mahal.
Ada tiga kepala putik (stigma) pada tiap bunga saffron crocus, itulah yang disebut saffron.
Satu kilogram saffron berkualitas baik bisa berharga 3.500-160.000 dollar Amerika (per 2020) atau sekitar Rp 52 juta - Rp 2,3 miliar.
Sementara itu di Indonesia, dapat kita jumpai bahwa harga per satu gram saffron bisa mencapai ratusan ribu rupiah.
Saffron yang banyak tumbuh di daerah Iran dan Kashmir ini punya harga mahal karena beragam faktor.
Berikut 4 alasan saffron mahal.
1. Masa tumbuh yang singkat
Dilansir dari Timesofindia.indiatimes.com, sejarah mencatat bahwa saffron pertama kali ditanam di Iran.
Rempah ini sudah ada sejak lebih dari 3.000 tahun lalu.
Selain Iran, saffron juga ditanam di negara lain seperti Spanyol, India, Afganistan, Belanda, hingga Amerika.
Tanaman ini hanya tumbuh selama satu minggu dalam setahun.
Saat ini, 90 persen saffron di dunia diproduksi di Iran.
Sementara sepersepuluhnya diproduksi di Kashmir.
Setiap bunga saffron ungu hanya dapat mekar satu tahun sekali, selama 6 minggu di akhir September hingga awal Desember.
Masa tumbuh saffron yang singkat ini membuat stoknya terbatas dan ekslusif, layak dinilai dengan harga mahal.
2. Kualitas dipengaruhi komponen kimia mahal
Di dalam saffron terkandung beberapa komponen kimia yaitu picrocrocin, crocin dan safranal.
Kualitas saffron dipengaruhi oleh 3 komponen kimia tersebut.
Picrocrocin, crocin dan safranal dikenal mahal karena mampu menimbulkan rasa, warna, dan aroma khas saffron.
3. Proses panen saffron masih manual
Panen saffron dilakukan secara manual dan hati-hati, sebab putik saffron yang segar sangat rapuh dan mudah rusak.
Proses panen saffron dimulai dengan memetik bunga, kemudian memisahkan putik saffron (stigma) dengan bunganya.
• Sering Dijadikan Bumbu Masakan, Ternyata 4 Rempah Ini Bisa Memperpanjang Usia
• Bisa Awetkan Makanan, Inilah Kluwek, Rempah Khas untuk Rawon yang Mengandung Asam Sianida
• Sejarah Pala, Rempah Mahal yang Diperebutkan
Langkah selanjutnya adalah mengeringkan stigma.
Proses pemetikan dilakukan pada pagi dini hari untuk hasil saffron terbaik.
Semua proses tersebut tidak menggunakan bantuan mesin alias dikerjakan secara manual menggunakan tangan.
Sebanyak 450 gram saffron dihasilkan dari 170.000 bunga Crocus sativus.
Bunga yang dipilih pun tidak sembarangan, harus memiliki stigma yang sempurna.
Proses pemetikan untuk 450 gram saffron memerlukan waktu setidaknya 6 jam per hari.
Proses panen secara manual dan membutuhkan waktu lama ini turut memengaruhi mahalnya harga saffron.
4. Permintaan tinggi untuk rempah dan pewarna alami
Saffron menjadi salah satu rempah yang sering digunakan dalam masakan sehari-hari khas Persia.
Belum ditemukan rempah lain yang dapat menggantikan kenikmatan saffron.
Pada masakan, saffron dapat digunakan untuk memperkaya rasa masakan.
Rempah ini juga berfungsi sebagai pewarna alami kuning emas.
Saffron membuat masakan terasa lebih lezat berkat 3 komponen kimia yang memengaruhi kualitas rempah ini.
Saffron, Remah Termahal di Dunia
Dikutip dari Kompas.com, saffron adalah rempah-rempah dan juga pewarna alami yang tumbuh di bawah kondisi cuaca khusus, melansir Times of India.
Mengutip Business Insider, saffron berasal dari bunga saffron crocus.
Tiga kepala putik (stigma) pada tiap bunga itulah yang disebut saffron.
Saffron yang tumbuh di Iran dan Kashmir ini digadang-gadang sebagai rempah termahal di dunia.
• Sejarah Panjang Rempah Pala, Dulu Mahal dan Diperebutkan Hingga Dipercaya Mampu Mencegah Black Death
• Selain Garam, Ada Tujuh Rempah Dapur Yang Punya Harga Mahal di Pasar Dunia
• Rempah Termahal Ternyata Bukan di Indonesia, Dihargai Rp11 Juta per Kg Saffron Subur di India
Saffron berkualitas baik bisa berharga sekitar 5.000 dollar AS untuk 450 gram, atau setara dengan Rp 70 juta.
Sejarah mencatat jika saffron sudah ada sejak 3.000 tahun terakhir dan pertama kali ditanam di Iran.
Tanaman ini hanya tumbuh selama satu minggu dalam setahun.
Saat ini, 90 persen saffron di dunia diproduksi di Iran.
Sementara sepersepuluhnya diproduksi di Kashmir.
Saffron sendiri menjadi salah satu rempah yang sering digunakan dalam masakan sehari-hari khas Persia.
Belum ditemukan rempah lain yang dapat menggantikan kenikmatan saffron.
Saffron bukan hanya rempah biasa, tetapi memiliki kandungan manfaat yang tinggi.
Hal ini sudah dibuktikan di beberapa penelitian.
Dalam Business Insider mengatakan saffron mengandung beberapa komponen kimia yang sangat mahal seperti picrocrocin, crocin, dan safranal.
Mereka adalah tiga komponen utama atau senyawa yang menimbulkan rasa, warna dan aroma yang khas.
Ketika berbicara tentang kualitas saffron, secara teknis tiga komponen kimia tersebut ikut menentukan kualitas dari rempah ini.
Saffron biasa ditemukan di dalam makanan, seperti paella saffron digunakan untuk menambah kuat aroma dan sebagai pewarna alami.
Rempah ini juga digunakan dalam kaldu, roti, dan bumbu.
Saffron bisa menjadi pewarna alami dan dapat menciptakan warna kuning emas.
Selain diolah menjadi makanan dan pewarna, saffron bisa dikonsumsi dengan cara diminum dalam kapsul.
Tidak hanya di Iran, saffron juga ditanam di negara lain seperti, Spanyol, India, dan Amerika.
(Kompas.com/Nine Fridayani/Yana Gabriella Wijaya)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 4 Alasan Saffron Jadi Rempah Termahal di Dunia, Harganya Capai Puluhan Juta Rupiah