Corona di Bali

Donor Plasma Konvalesen di Kodim 1610/Klungkung, Putu Eva Ingin Ikut Bantu Sembuhkan Pasien Covid-19

" Kalau donor darah biasa, saya sudah pernah. Tapi kalau donor plasma konvalesen, saya baru pertama kali ," ungkap Putu Eva saat ditemui di Makodim

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Kodim 1610/Klungkung menggelar donor plasma konvalesen terhadap pasien yang telah berhasil sembuh dari Covid-19, Kamis (1/10/2020). 

TRIBUN-BALI.COM - Sejak pagi hari, Ni Putu Eva sudah berada di Kantor Kodim 1610/Klungkung.

Penyintas Covid-19 tersebut tampak sangat semangat untuk mendonorkan plasma darahnya, agar dapat digunakan terapi oleh  pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan.

" Kalau donor darah biasa, saya sudah pernah. Tapi kalau donor plasma konvalesen, saya baru pertama kali ," ungkap Putu Eva saat ditemui di Makodim 1610/Klungkung.

Putu Eva yang bertugas sebagai perawat tersebut menceritakan, dirinya dinyatakan positif Covid-19 pada bulan Juni lalu.

Liga 1 Ditunda Sebulan, Pemain Bali United Dias Angga: Jujur Kami Kecewa

Interiornya Dimodifikasi, GoWes Bus Siap Antar-Jemput Dalam Mengangkut Sepeda Maupun Pengendaranya

Wacana Pajak Mobil Baru Nol Persen, Konsumen Tunda Pembelian, Ini Dampaknya Bagi Industri Otomotif

Ketika itu ia hanya mengeluhkan tidak dapat mencium bau, dan harus menjalani isolasi di RSUD Klungkung selama 16 hari, sampai akhirnya dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Setelah sembuh, ia pun ingin menyumbangkan plasma darahnya untuk terapi konvalesen bagi pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan.

" Semoga dengan ini, saya bisa membantu pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan untuk sembuh," harapnya

Hal serupa diungkapkan penyintas Covid-19 lainnya, I Made  P (27), asal Klungkung.

Selama dua minggu ia harus diisolasi, karena terkonfirmasi positif Covid-19.

Ketika terinfeksi Covid-19, ia mengaku kondisinya sampai sangat drop. Bahkan ia sempat mengalami sesak nafas dan sakit kepala hebat.

" Saat itu kondisi saya benar-benar drop. Kepala saya sangat pusing sampai susah bangun. Ditambah batuk dan sesak yang sangat menyiksa," ungkapnya.

Ia pun meminta masyarakat untuk tidak menganggap enteng Covid-19. Apalagi sampai tidak percaya dengan Covid-19.

" Saya sebelumnya menganggap enteng, tapi ternyata terinfeksi dengan gejala relatif berat. Covid-19 itu benar-benar ada, jadi selalu jaga kesehatan. Saya yang masih muda saja, sempat sangat drop karena Covid-19, bagaimana dengan lansia dan orang dengan penyakit bawaan, tentu sangat berbahaya," ungkapnya.

Setelah sembuh, ia lalu diminta Babinsa di desanya untik ikut donor plasma konvalesen.

Ciptakan Sosok Anti-Marquez jadi Alasan Utama Ducati Rekrut Miller dan Bagnaia

Juliantara Nekat Gantung Leher Buah Hatinya untuk Gertak Istri

Korlap Aksi Jerinx Diperiksa Polisi, Kuasa Hukum Duga Ada Upaya Penekanan

Hal ini diharapkan dapat membantu pasien lainnya untuk dapat juga sembuh dari Covid-19.

" Saya sempat merasakan bagaimana Covid-19 dengan gejala berat. Dengan ikut donor konvalesen, saya harap saya bisa membantu pasien Covid-19 lainnya yang masih dalam perawatan untuk bisa sembuh lebih cepat," harapnya.

Kodam XI Udayana melalui Kodim 1610/Klungkung menggelar donor konvalesen, bagi pasien yang telah sembuh dari Covid-19, Kamis (1/10/2020).

Nantinya plasma darah yang didonor dari para penyintas, digunakan untuk terapi anti bodi bagi pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan.

Dandim 1610/Klungkung Kolonel Czi Paulus Joni Simbolon menjelaskan, kegiatan donor plasma konvaselen tersebut diikuti oleh 23 mantan pasien Covid-19 dari Klungkung, Bangli, dan Karangasem yang sudah dinyatakan sembuh.

" Sebenarnya ada 26 orang yang kami data untuk ikut donor plasma darah konvalesen ini. Hanya saja hanya 23 orang yang memenuhi syarat," ungkap Joni Simbolon.

Menurutnya tidak sembarang mantan pasien Covid-19, yang bisa mendonorkan plasma darahnya untuk terapi anti bodi. Yakni harus berusia minimal 17 tahun, dan maksimal 60 tahun,  belum pernah melakukan persalinan, hingga plasma darahnya dinyatakan cukup sebagai antibodi Covid-19.

" Kami berusaha memberi pahaman ke para mantan pasien Covid-19 ini, jika setetes darah mereka sangat berarti untuk  kesembuhan pasien Covid-19," ungkap Joni Simbolon.

 Sebelum kegiatan tersebut terlaksana, Pihak Kodim 1610/Klungkung harus kerja keras turun ke desa-desa mengumpulkan pendonor plasma darah.

" Sebenarnya data kami lengkap, untuk pasien-pasien yang telah sembuh dari Covid-19. Tapi kami harus memberikan memberikan pemahaman agar mereka mau mendonorkan plasma darahnya," ujar Komandan Kodim 1610/Klungkung Letkol Czi Paulus Joni Simbolon.

Plasma ini nantinya akan diteruskan kepada pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan, untuk menjalani terapi antibodi.

Dengan upaya ini diharapkan mampu menambah angka kesembuhan, sekaligus menekan angka kematian akibat Covid-19.

Kadis Kesehatan Klungkung dr Made Adi Swapadmi mengungkapkan, terapi konvaselen ini memanfaatkan plasma darah pasien Covid-19 untuk didonorkan ke pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan.

 Fungsinya untuk membentuk antibodi melawan virus Covid-19.

" Pasien Covid-19 yang telah sembuh, memiliki antibodi dalam darahnya. Oleh sebab itu, donor plasma konvalesen ini tidak sembarangan. Sebelum donor ada pengecekan, apakah antibodinya memenuhi syarat," ungkapnya

Wabup Klungkung I Made Kasta yang ikut memantau pelaksanaan donor plasma ini menyambut positif kegiatan yang dilaksanakan pihak Kodam IX Udayana.

Wabup juga menyarankan agar dilakukan sosialisasi sehingga tidak ada kekhawatiran dari pendonor.

“Saya menyambut positif kegiatan ini, mudah-mudahan kegiatan ini bisa dilaksanakan secara berkelanjutan dan dapat menekan angka kematian pasien Covid-19,” demikian Wabup Made Kasta.  (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved