Peternak Sapi di Bangli Keluhkan Minimnya Stok Straw
Minimnya ketersediaan straw (sperma beku) dikeluhkan sejumlah peternak sapi di wilayah Banjar Tegallalang, Kelurahan Kawan, Bangli
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Minimnya ketersediaan straw (sperma beku) dikeluhkan sejumlah peternak sapi di wilayah Banjar Tegallalang, Kelurahan Kawan, Bangli, Bali.
Kondisi ini menyebabkan para peternak tak mampu mendapatkan inseminasi buatan.
Ketua Kelompok Ternak Karya Kawan Swadiri Sang Ketut Rencana menyebut, sulitnya mendapatkan straw diketahui sejak beberapa hari lalu.
Pihaknya mengaku tak mampu mengawinkan sapinya secara alami, sebab keberadaan sapi jantan di wilayah sekitar pun juga dirasa cukup jarang.
Di lain sisi, Rencana mengaku informasi dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP), ketersediaan straw saat ini sudah habis.
Sehingga pelayanan inseminasi buatan tidak bisa berjalan.
Baca juga: Bisnis Lesu, Peternak di Klungkung Kurangi Bibit Ayam Potong Hingga Ribuan
Baca juga: Permintaan Lesu, Peternak Ayam Potong di Klungkung Turunkan Jumlah Bibit
“Jika seperti ini bagaimana komitmen pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi. Kami berharap ketersediaan straw bisa ditambah, sehingga pelayanan inseminasi buatan bisa kembali normal,” ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas PKP Kabupaten Bangli Ni Nyoman Sri Rahayu, mengatakan secara umum ketersediaan straw sejatinya masih tersedia.
Namun tidak menutup kemungkinan ketersediaan straw di beberapa tempat sudah habis, sehingga tidak bisa mendapatkan pelayanan inseminasi buatan.
“Mungkin ada beberapa petugas yang kerap mendapat permintaan inseminasi buatan, sehingga stok straw pada petugas bersangkutan sudah habis,” jelasnya.
Baca juga: Desa Taman di Abiansemal Badung Bakal Membranding Diri Jadi Desa Peternak
Baca juga: Harga Daging Babi Merangkak Naik, Tapi Peternak Masih Enggan Pelihara Babi, Ini Sebabnya
Mengenai adanya keluhan peternak yang kesulitan dapat layanan inseminasi buatan, Sri Rahyu mengatakan semua petugas inseminasi di Bangli memiliki grup WA.
Apabila petugas tidak bisa melayani permintaan inseminasi buatan karena kekurangan stok, maka akan dikoordinasikan untuk mendapatkan tambahan dari petugas lain.
Sri Rahayu mengatakan, sekitar 1,5 bulan Bangli mendapatkan tambahan straw sebanyak 1.150 dosis.
Seluruhnya dibagi rata kepada 22 petugas inseminasi buatan.
Karenanya dokter hewan asal Rendang, Karangasem itu menegaskan ketersediaan straw di Bangli sampai saat ini tidaklah kosong.
“Bilamana nantinya stok straw di semua petugas habis, maka Dinas PKP Bangli akan bersurat ke pemerintah provinsi untuk mendapat tambahan lagi,” tandasnya.
(*)