Dharma Wacana
Bagaimana Upacara Ngaben Sebelum Buda Kliwon Pegat Uwakan?
Aturan ngaben usai Buda Kliwon Pegat Uwakan, apa saja yang harus dilakukan dan persiapkan?
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Bisa ditaruh diwadah peti, dengan lembu atau singa.
Kemudian baru diadakan acara ngaskara, adalah mendudukan badan halus antara kajang, cepuk, ukur, metusuk jaum, yang dilakukan sanak kerabat dan para teman dekat.
“Kalau itu sudah terselesaikan, jika walaka yang memproses hal itu hanya sampai ngajum. Tetapi kalau sulinggih yang memproses itu, maka sampai ngaskara,” jelasnya.
Kemudian terjadilah silih asih, menyatukan badan jasad, yakni panca maha bhuta terdiri dari apah, teja, bayu, akasa, dan pertiwi dengan pengajuman.
“Makanya apabila menyatunya stula sarira, suksma sarira, atma sarira. Maka benarlah kalau diberikan tarpana. Itu simbolis daripada kehidupan. Ada sumber mengatakan roh tidak terbakar oleh api, tidak basah oleh air, dan tidak kering oleh udara. Roh hidup kekal dan abadi,” sebutnya. Setelah itu, maka terjadilah pebaktian ngaturang sembah kepada sang seda dari kerabat keluarga.
“Bagi masyarakat luas termasuk pedanda, ngastawang ngerastitiang adalah sangat baik kalau umat Hindu Bali cerdas dan bijaksana ikut mendoakan,” imbuhnya. Sesudah terjadi pamuspan dan doa, maka dilanjutkan dengan maperas mapegat.
“Nah ini dilakukan dikremasi, seolah-olah dilakukan di geria, di puri, di jeroan, atau di rumah yang meninggal,” jelasnya.
Sudah selesai, maka lembu atau singa bisa ditaruh di peti bersamaan.
Semisal kepala singa dan ekor singa ditaruh di ujung peti.
Sehingga bisa masuk ke tungku kremasi.
Sebelum masuk diberikan tirta, baru masuk ke tungku kremasi.
Kemudian menunggu sampai jasad terbakar dan menjadi galih atau tulang kecil-kecil.
Setelah selesai proses pembakaran, akan jelas terlihat mana tulang pundak ke kepala, tulang pundak ke pantat, dan dari pantat ke kaki.
Dari kulon, madya, dan sor, sehingga waktu ngereka tulang, keluarga mengambilnya jelas dan nantinya dijadikan tiga.
Satu dimasukkan ke bungkak nyuh gading setelah diuyeg.